Minggu, 27 Desember 2009

. Business Excellence

Ternyata kecerdasan bukan hanya kecerdasan intelektual yang ada di sebelah otak kiri kita, juga bukan sekadar kecerdasan emosional.Tetapi, juga ada yang disebut kecerdasan finansial. Apa yang disebut kecerdasan finansial? Dikatakan bahwa, don't work for money but money work for you. Janganlah kita bekerja untuk mencari uang tapi buatlah uang itu bekerja untuk kita. Seorang yang berpikir bagaimana uang itu bekerja untuk kita, dia sudah memiliki suatu financial intelligence atau kecerdasan financial yang luar biasa.Tapi kalau orang sampai pada satu titik dia bekerja untuk mencari uang, berarti dia pada level financial intelligence yang masih rendah.

Begitupula dalam bisnis, kita yang mengendalikan bisnis, bukan bisnis itu yang mengendalikan kita. Karena banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yang karena berbisnis mengakibatkan keretakan rumah tangga, bahkan berakhir pada perceraian. Karena kesibukan bisnis, renggang hubungan antara orangtua dan anak. Karena kesibukan bisnis, renggang hubungan antara kita dengan masyarakat, dengan tetangga-tetangga. Berarti kita sudah sampai pada satu titik bukan mengendallikan bisnis, tapi bisnis itu mengendalikan kita.

Apa yang dapat dipahami dari bisnis excellence adalah dia mempunyai 4 kata kunci yang saya sebut dengan istilah 4K, dan diuraikan satu persatu. K yang pertama adalah KOMlTMEN. Seorang yang ingin memiliki bisnis yang excellence dan mendapatklan sebuah barokah dari Allah swt., maka dia harus punya komitmen. Apa yang dimaksud dengan komitmen? Di dalam komitmen ini ada dua unsur. Unsur yang pertama adalah Responsibility dan unsur yang kedua adalah Accountability.

Jadi pertama adalah komitmen, unsurnya adalah responsibility, dapat dipertanggungjawabkan bisnisnya. Kemudian unsure yang kedua adalah accountability. Bukan sekadar dapat dipertanggungjawabkan, bukan sekadar bertanggung jawab terhadap bisnis yang dikelola, tapi juga accountability dapat mempertanggungjawabkan.

Accountabillty adalah bisnis yang dapat dipertanggungjawabkan, dalam artian sistem keuangannya diketahui oleh publik. Jangan sampai bisnis ini dikelola, sementara publik tidak mengetahui bagaimana arus masuk keluarnya uang. Mana untuk kebutuhan pribadi, mana kebutuhan perusahaan. Kadang-kadang kebutuhan perusahaan diambil untuk kepentingan pribadi. Kadang-kadang kebutuhan perusahaan diambil untuk kepentingan keluarga.

Orang yang memiliki Accountability akan memisahkan mana harta keluarga dan mana harta perusahaan. Ini yang disebut dengan accountability, bukan saja bertanggung jawab tetapi juga bisa dipertanggungjawabkan secara keuangan, karena setiap sen pun yang keluar dari diri kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah di hari kiamat nanti.

K yang kedua, KOMPETEN. Bisnis yang unggul harus memiliki kompeten. Kalau dalam ukuran individu berarti seorang individu atau 5DM yang bekerja dalam perusahaan itu harus memiliki kompetensiyang kuat. Dia memiliki keahlian, dia mahir di bidangnya. The right man on the right place.

Jika sebuah bisnis ditangani oleh orang-orang yang tidak profesional atau tidak kompeten, maka tunggulah saatnya perusahaan itu akan hancur. ltu yang kedua yang dimaksud dengan bisnis yang unggul, dia harus memiliki kompetensi.

Kemudian K yang ketiga para insan sejati, KONSISTEN. Kita harus memiliki konsistensi. Apa yang dimaksud dengan konsistensi di sini adalah FOKUS, konsisten pada satu bidang usaha. Kita tidak akan berpindah dari bidang usaha lain sebelum bidang usaha yang pertama ini kuat.

K yang keempat adalah KONSEKUEN. Apa yang dimaksud dengan konsekuen di sini? Kalau kita sudah bertekad untuk mengambil alih satu usaha, apa pun bidang usaha yang dikerjakan, kita harus konsekuen. Dalam arti, siap menanggung risiko dan akibat yang bakal terjadi karena kita mengambil bisnis itu. Kita harus siap jatuh dan bangun. Kalau kita bicara bisnis, selalu ada yang namanya profit dan ada yang namanya lost. Bukanlah seorang pengusaha kalau dia hanya siap untung, tapi dia tidak siap rugi. Tidak ada di kehidupan ini yang selalu untung, dan tidak ada juga yang selalu rugi. Hidup ini bagaikan sebuah roda, dia akan selalu berputar.

Kadang-kadang dia di atas dan kadang-kadang di bawah; kadang-kadang kita profit, kadang-kadang lost. ltu hal yang biasa.

Poin berikutnya, prinsip-prinsip apa yang bisa mendorong atau membantu untuk dapat memiliki bisnis yang excellence dan bisnis yang barokah. Ada 5 hal yang akan dibahas secara singkat. Prinsip pertama adalah mission oriented not comission oriented, marilah kita berbisnis bukan berorientasi pada komisi, pada uang, tapi mission. Kalau berorientasi pada mission, saat berhasil maka kita akan bersyukur, saat gagal maka kita akan bersabar. Tapi jika berorientasi kepada komisi, pada uang, saat berhasil maka kita akan sombong; saat tidak berhasil maka akan kecewa dan frustasi.

Prinsip yang kedua adalah longterm oriented not shorterm oriented, janganlah kita berpikir bisnis jangka pendek, marilah kita berpikir bisnis jangka panjang. Orang yang sekedar mengejar keuntungan duniawi adalah orang-orang yang jauh dari barokah Allah swt. Sebagaimana yang dikatakan oleh Allah swt. di dalam surah at-Taubah ayat 105, "Bekerjalah kamu, mako Allah dan Rasul-Nya serta orong-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu”. Kita mengikuti proses. Orang yang berbisnis jangka panjang melihat proses bukan melihat hasil. Kalau dia melihat hasil, dia inginnya cepat mendapat untung. Biasanya bisnis yang cepat mendapat untung cenderung menghalalkan segala cara.

Prinsip yang ketiga, kita harus memandang SDM bukan sebagai alat, marilah kita memandang SDM itu sebagai aset. Masih banyak di antara kita mempunyai paradigma kapitalisme, menganggap semua itu adalah barang, termasuk manusia disebut barang. Yang namanya barang, kalau masih baru dipakai kalau sudah lama dibuang. Padahal manusia tidak bisa diperlakukan begitu, manusia harus dilayani secara manusiawi. Bagaimana kita melihat SDM itu sebuah aset? Kita kembangkan dia, kita majukan dan kita berdayakan dia sehingga dia bisa memberikan produktivitas yang lebih baik lagi.

Prinsip yang keempat adalah kita tidak berpikir kepada pendekatan-pendekatan yang secara instan. Jangan speed oriented tapi kita pada endurance oriented, jangan melihat pada cepatnya saja tapi juga melihat pada stamina. Jangan sekedar menjadi seorang spririter, tapi harus menjadi orang yang marathon run. Jangan cepat-cepat ingin masuk finish, tapi tingkatkan stamina agar dapat sampai finish dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar