ASPEK PASAR
2.1 Pengertian Pasar
Pasar adalah sebuah mekanisme yang melaluinya para pembeli dan para penjual berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa.
2.2 Bentuk-bentuk Pasar
2.2.1 Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna (perfect competition market) adalah pasar tempat kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara leluasa.
Adapun ciri-ciri persaingan sempurna adalah sebagai berikut :
a. Jumlah pembeli dan penjual banyak
Dalam pasar persaingan sempurna ini, pembeli dan penjual berjumlah banyak. Artinya, jumlah pembeli dan jumlah penjual sedemikian besarnya, sehingga masing-masing pembeli dan penjual tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
b. Barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen
Konsumen menganggap bahwa barang yang diperjualbelikan sama mutunya. Atau paling tidak, konsumen tidak dapat membedakan antara barang satu dengan lainnya.
c. Sumber produksi bebas bergerak
Sumber produksi, seperti bahan baku ataupun tenaga modal bebas bergerak, bebas berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, kemanapun yang menguntungkan. Tidak ada yang menghalangi, baik kendala peraturan maupun kendala teknik.
d. Pembeli dan penjual mengetahui keadaan pasar
Pembeli dan penjual satu sama lain saling mengetahui dalam hal biaya, harga, mutu, tempat dan waktu barang-barang yang diperjualbelikan.
e. Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar
Pembeli bebas mengambil keputusan untuk membeli atau tidak terhadap suatu barang atau jasa. Penjual pun memiliki kebebasan entah untuk mendirikan atau membubarkan perusahaan, bebas masuk dan keluar dari jenis usaha tertentu. Hal ini tergantung pada kemungkinan ada tidaknya keuntungan yang akan diperoleh penjual atau produsen.
f. Bebas dari campur tangan pemerintah
Dalam pasar persaingan sempurna ini, tidak ada campur tangan pemerintah dalam menentukan harga. Akibatnya, harga barang atau jasa betul-betul terjadi sebagai akibat interaksi permintaan dan penawaran di pasar.
2.2.2 Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar di mana terdapat satu atau beberapa penjual yang menguasai pasar atau harga, serta satu atau beberapa pembeli yang menguasai pasar atau harga. Jika suatu perusahaan dapat mempengaruhi harga pasar, maka pasar tempat perusahaan itu menjual produknya digolongkan sebagai pasar persaingan yang tidak sempurna.
Adapun bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna adalah :
a. Monopoli
Monopoli menunjuk pada suatu kondisi di mana dalam suatu pasar hanya ada satu penjual, sehingga tidak ada pihak lain yang menyaingi. Dalam monopoli, penjual tersebut adalah satu-satunya produsen dalam industri. Tidak ada industri lain yang memproduksi barang yang sama.
Macam-macam monopoli :
1) Monopoli alamiah, yang timbul karena keadaan alam yang khas. Misalnya, Palembang terkenal dengan buah dukunya sehingga buah tersebut cenderung memonopoli pasar. Begitu juga dengan apel hijau dari Malang, atau intan dari Martapura.
2) Monopoli masyarakat, yang terjadi akibat tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu hasil produksi. Misalnya, kecap merek X memonopoli paar karena kecap merek tersebut sudah menjadi favorit masyarakat, sehingga sulit beralih ke kecap merek lain.
3) Monopoli undang-undang, yang muncul karena pemberlakuan secara hukum kebijakan atau peraturan tertentu. Monopoli undang-undang ini antara lain berupa pemberian hak paten, pembatasan masuknya barang-barang baku dalam industri, dan pembatasan perdagangan luar negeri dalam bentuk tarif dan kuota oleh pemerintah.
b. Oligopoli
Oligopoli, menunjuk pada kondisi dimana beberapa penjual menguasai penawaran (pasar). Dalam oligopoli ini, masing-masing perusahaan memproduksi dan menjual produk yang serupa atau hampir serupa.
Di sini, masing-masing perusahaan yang terlibat dalam oligopoli mempunyai pengaruh yang besar terhadap harga pasar. Karena itu, setiap kebijakan yang ditempuh oleh suatu perusahaan harus betul-betul dipertimbangkan pengaruhnya terhadap perusahaan lain.
c. Monopsoni
Monopsoni menunjuk pada kondisi permintaan dan pasar yang dikuasai oleh pembeli tunggal. Kondisi ini lebih sering terdapat di kalangan produsen dan jarang di kalangan konsumen.
d. Oligopsoni
Oligopsoni menunjuk pada suatu kondisi pasar di mana terdapat beberapa pembeli. Masing-masing pembeli memiliki peran cukup besar untuk mempengaruhi harga barang ataupun yang dibelinya.
2.2.3 Pasar Persaingan Monopolistik
Kondisi pasar semacam ini akan terjadi jika pasar dikuasai oleh beberapa penjual atau produsen dari satu jenis barang atau jasa yang berlainan kualitas, bentuk, ukuran, atau yang diistilahkan sebagai product differentation (pembedaan produk). Dengan kata lain, pasar persaingan monopolistik pada dasarnya merupakan pasar di antara pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli.
Pasar persaingan monopolistik mempunyai unsur monopoli sekaligus unsur-unsur persaingan.
Secara umum, ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah sebagai berikut :
1. Jumlah penjual atau produsen cukup banyak, namun tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna.
2. Masing-masing penjual atau produsen masih dapat mempengaruhi harga, walaupun tidak mutlak.
3. Barang yang diperjualbelikan tidak homogen sekali, melainkan ada perbedaan, meskipun perbedaan tersebut hanya pada warna, merek, mutu dan ukuran.
4. Ada pembatasan dalam pendirian perusahaan, walaupun tidak sesulit pada monopoli dan tidak semudah pada pasar persaingan sempurna.
2.3 Permintaan dan Penawaran
2.3.1 Permintaan
2.3.1.1 Pengertian
Apakah yang dimaksud dengan permintaan? Untuk memahami arti permintaan, perlu kita ketahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen. Faktor pertama adalah barang dan jasa. Kebutuhan konsumen pada dasarnya merupakan permintaan akan barang dan jasa tertentu. Faktor kedua adalah harga. Konsumen cenderung memilih barang dan jasa semurah-murahnya. Faktor ketiga adalah situasi. Dalam situasi tertentu, misalnya untuk pesta ultah emas atau saat persediaan di pasar menipis, konsumen bersedia membeli barang dan jasa tertentu dengan harga mahal.
Macam-macam permintaan :
a. Permintaan efektif
yaitu permintaan dari konsumen atau pembeli yang disertai kemampuan membayar. Permintaan efektif akan mendorong kehidupan ekonomi sehingga akan memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan ekonomi.
b. Permintaan potensial
yaitu permintaan yang memiliki kemampuan untuk membeli tetapi belum melaksanakan pembelian tersebut.
c. Permintaan absolut
yaitu permintaan yang tidak berdaya beli atau permintaan yang tidak disertai kemampuan membayar harganya.
2.3.1.2 Kurva Permintaan
Permintaan dapat digambarkan dalam bentuk grafik, yaitu kurva permintaan. Untuk menggambarkan kurva permintaan, harga dianggap sebagai faktor dominan yang mempengaruhi permintaan. Faktor-faktor lain dianggap tidak berubah (cateris paribus). Dengan demikian, kurva permintaan memperlihatkan pengaruh harga terhadap jumlah barang atau jasa yang dibeli.
Mengapa kurva permintaan memiliki kemiringan negatif? Latar belakang kondisi itu antara lain sebagai berikut :
a. Pada harga yang tinggi, banyak pembeli yang tidak mampu membeli, atau mungkin cenderung mencari barang substitusi dengan harga terjangkau. Sedangkan pada harga rendah, pembeli menjadi mampu untuk membeli.
b. Bagi pembeli perorangan, kenaikan harga akan memperkecil daya beli pembeli atau akan mengurangi anggaran untuk alat pemuas kebutuhan yang lainnya (dengan catatan pendapatan tetap). Hal inilah yang memberikan dorongan bagi pembeli yang kurang mampu untuk mengambil keputusan lebih baik untuk tidak membeli pada saat harga barang atau jasa sedang tinggi.
2.3.1.3 Hukum Permintaan
Kurva permintaan dapat dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan norma atau hukum yang umum berlaku untuk setiap permintaan. Namun perlu kita ingat, hukum ekonomi itu berlaku cateris paribus (di luar obyek yang diselidiki, keadaannya tetap tidak berubah.
Hukum permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta akan bertambah apabila harga turun dan akan berkurang apabila harga naik, pada periode tertentu.
Hukum permintaan terutama dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi kebutuhan sebatas anggaran atau pendapatan tertentu. Muncul masalah, mengapa manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan, sementara anggaran yang dimilikinya terbatas? Alasannya, setiap benda pemuas kebutuhan mempunyai nilai guna (utilitas) masing-masing sehingga orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan nilai guna marginal atau utilitas marginal (marginal utility, MU) benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsi.
Contoh yang cukup jelas antara lain kebutuhan akan beras dan ikan. Seseorang akan merasa puas apabila dapat mengkonsumsi kedua barang tersebut. Akibatnya, ia akan berusaha menghubungkan marginal utility (MU) ikan berdasarkan harga masing-masing. Selama perbandingan antara MU beras dan harga beras (UMb/Pb) masih lebih besar daripada perbandingan antara MU ikan dan harga ikan (MUi/Pi), maka ia akan cenderung membeli beras lebih banyak lagi. Akan tetapi, setiap tambahan konsumsi beras akan mengurangi MUb berikutnya. Demikian seterusnya. Tindakan mengkonsumsi beras lebih banyak akan berhenti apabila perbandingan antara MU dan harga telah sama untuk kedua barang tersebut. Dalam kasus ini, konsumen telah mencapai keseimbangan dalam mengkonsumsi beras dan ikan.
atau
Setiap benda pemenuhan kebutuhan akan diminta, jika keadaan utilitas marginal dari setiap Rupiah yang dibelanjakan atas barang itu adalah sama dengan utilitas marginal dari setiap Rupiah yang dibelanjakan barang lain. Secara umum, syarat keseimbangan konsumen dalam mengkonsumsi berbagai alat pemuas kebutuhan dirumuskan sebagai berikut :
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Permintaan
2.3.2.1 Selera
Jika selera masyarakat sedang mengarah kepada keinginan untuk membeli sesuatu jenis barang atau jasa pada tingkat harga tertentu, maka akan terjadi pergeseran permintaan sekaligus pergeseran penawaran. Misalnya, mode pakaian wanita yang sedang disenangi kaum remaja akan mengakibatkan banyaknya permintaan. Gejala ini mengakibatkan terjadinya permintaan tekstil yang semakin banyak untuk jenis tertentu. Sudah barang tentu, naiknya jumlah permintaan akan mengakibatkan naiknya jumlah penawaran baik tekstil maupun pakaian wanita model terbaru pada tingkat harga tertentu.
2.3.2.2 Perubahan Pendapatan
Apabila pendapatan masyarakat bertambah, maka sudah barang tentu terjadi perubahan pola permintaan di pasar, sekaligus perubahan penawaran untuk komoditi tertentu. Misalnya, kenaikan gaji pegawai negeri dan karyawan swasta sudah pasti akan meningkatkan pendapatan pegawai negeri dan karyawan yang bersangkutan. Kenaikan ini mengakibatkan terjadinya perubahan baik permintaan maupun penawaran terhadap beberapa komoditi tertentu pada tingkat harga tertentu, terhadap barang-barang kebutuhan pokok, pendidikan, rekreasi dan lain-lain.
2.3.2.3 Perubahan Penduduk
Pertambahan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Gejala ini mudah dimengerti, mengingat tidak mungkin seorang anak manusia yang lahir di dunia ini akan dibiarkan demikian saja tanpa perawatan, makanan, pakaian, tempat tinggal dan pendidikan sebagaimana layaknya manusia yang harus hidup wajar. Jadi jelaslah bahwa semakin banyaknya jumlah penduduk akan mengakibatkan meningkatnya permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa.
2.3.2.4 Harapan
Harapan masa depan mengacu kepada suatu idaman untuk hidup sejahtera, yaitu hidup yang nyaman, aman dan sudah pasti bahagia. Untuk hidup yang demikian diperlukan benda pemuas kebutuhan yang lengkap, antara lain, pendidikan, tabungan dan lain sebagainya. Jadi untuk memenuhi harapan masa depan minimal seseorang harus memiliki pendidikan dan pekerjaan. Untuk itu permintaan terhadap pendidikan dan lapangan pekerjaan akan bertambah terus dan sudah pasti penawarannya pun akan bertambah. Pendidikan dan pekerjaan tidak mungkin berdiri sendiri. Pendidikan yang bermutu membutuhkan sarana yang lengkap. Begitu pula dengan pekerjaan. Berarti, keperluan untuk pendidikan dan pekerjaan pada gilirannya akan mempengaruhi keperluan barang dan jasa lainnya. Dengan demikian permintaan serta penawaran akan benda-benda pemuas kebutuhan lainnya akan meningkat.
2.3.2.5 Barang Pengganti
Barang pengganti (substitusi) juga bisa menggeser kurva permintaan dan penawaran suatu produk. Munculnya barang pengganti yang lebih murah, misalnya akan menggeser kurva permintaan suatu produk ke kiri. Permintaan terhadap produk tersebut akan menurun.
2.3.3 Penawaran
2.3.3.1 Pengertian
Apakah yang dimaksud dengan penawaran? Permintaan merupakan kegiatan ekonomi yang dilihat dari sudut konsumen/pembeli. Pembicaraan mengenai penawaran kepada kutub lainnya, yaitu dilihat dari sudut produsen/penjual.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. Harga yang ditawarkan beragam sesuai dengan situasi yang mempengaruhi. Tampak kembali di sini unsur-unsur yang termuat dalam permintaan, tetapi dengan sudut pandang yang berbeda. Permintaan berkaitan dengan pembelian dan pemakaian, sedangkan penawaran berkaitan dengan penyediaan dan penjualan.
2.3.3.2 Kurva Penawaran
Penjual (produsen) biasanya ingin menjual barang atau jasa yang diproduksinya dengan harga yang tinggi, walaupun risikonya adalah barang yang terjual sedikit. Untuk menjual pada tingkat harga yang diinginkan, seorang penjual harus mempunyai pengamatan yang cermat terhadap perilaku pasar. Penjual buah-buahan, misalnya, ingin menjual dengan harga yang cukup tinggi di pasar. Sayangnya keinginan tersebut bertepatan dengan musim panen raya. Akibatnya, di pasar akan berkerumun penjual buah-buahan sehingga harga buah-buahan pun akan jatuh. Sebaliknya, apabila sedang tidak musim panen raya, dengan akibat konsumen sulit mendapatkan buah-buahan segar, maka penjual dapat memenuhi keinginannya untuk menjual dengan harga yang cukup tinggi.
2.3.3.3 Hukum Penawaran
Hukum penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan akan meningkat apabila harga naik dan akan berkurang jika harga turun.
2.3.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Penawaran
1. Teknologi produksi
Tingkat kemampuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan berproduksi perusahaan itu. Makin tinggi teknologi semakin tinggi pula tingkat produksi barang dan menyebabkan penawaran bertambah.
2. Munculnya produsen baru
Munculnya produsen baru di pasaran akan menambah jumlah barang yang dijual dan ditawarkan.
3. Harga sumber-sumber produksi
Naik turunnya harga sumber-sumber produksi akan mengakibatkan naik turunnya biaya produksi. Hal ini akan mempengaruhi penawaran suatu jenis produksi barang.
2.4 Mengukur dan Meramalkan Permintaan Pasar
Apabila perusahaan menemukan suatu pasar yang menarik, maka ia perlu mengestimasi besarnya pasar pada masa sekarang dan masa yang akan datang dengan cermat. Perusahaan akan kehilangan sejumlah laba karena terlalu besar atau terlalu kecil mengestimasi besarnya pasar.
2.4.1 Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini
Manajemen perlu mengestimasi tiga aspek dari permintaan pasar sekarang. Ada tiga metode praktis untuk mengestimasi permintaan ini, yaitu total permintaan pasar, wilayah permintaan pasar, penjualan aktual dan pangsa pasar (market-share).
Penjelasan ringkasnya disajikan di bawah ini :
Mengestimasi Total Permintaan Pasar
Total permintaan pasar suatu produk adalah total volume yang dibeli oleh sekelompok konsumen tertentu dalam suatu wilayah geografis tertentu selama jangka waktu tertentu dalam suatu lingkungan pemasaran tertentu. Salah satu metode praktis untuk mengestimasi total permintaan pasar adalah dengan menggunakan persamaan :
Q = n . p . q
dimana :
Q = total permintaan pasar
n = jumlah pembeli di pasar
p = harga rata-rata satuan
q = jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli per tahun
Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar
Dalam hal memilih wilayah yang terbaik, serta mengalokasikan anggaran pemasaran yang optimal, dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode Market-Build Up dan Market Factor Index. Metode Market-Build Up digunakan terutama oleh perusahaan barang industri untuk mengidentifikasi semua pembeli potensial dalam setiap pasar dan mengestimasikan pembelian potensialnya, sedangkan Metode Market Factor Index digunakan terutama oleh perusahaan barang konsumsi, dengan mengidentifikasi faktor-faktor pasar yang ada korelasinya dengan potensi dan menggabungkannya ke dalam sebuah indeks tertimbang.
Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
Perusahaan perlu mengetahui penjualan sebenarnya dari industri bersangkutan yang terjadi di pasar, jadi ia harus mengidentifikasi para pesaingnya dan mengestimasi penjualan mereka. Data dapat dikumpulkan baik dari asosiasi atau dari lembaga riset.
2.4.2 Meramal Permintaan Mendatang
Setelah membahas cara-cara mengestimasi permintaan sekarang, selanjutnya manajemen perlu menelaah permintaan mendatang. Ada banyak cara untuk meramal penjualan masa datang, di antaranya dipaparkan berikut ini :
Survei nilai pembeli, yaitu dengan menanyakan kepada mereka secara langsung dengan harapan mereka akan menjawab secara obyektif.
Pendapat para tenaga penjual (wiraniaga), yaitu perusahaan meminta para tenaga penjualnya untuk mengestimasi penjualan tiap produk untuk daerah mereka masing-masing, kemudian semua estimasi individu dijumlahkan untuk mendapat ramalan penjualan secara keseluruhan. Dalam mengestimasi, dibutuhkan bermacam data.
Contoh :
Misalnya, para wiraniaga setelah selesai melakukan kunjungan, dimana untuk membuat laporan yang sering disebut Laporan Kunjungan. Laporannya, misalnya berisi :
rata-rata jumlah kunjungan per orang per hari,
rata-rata waktu yang diperlukan per kunjungan,
rata-rata biaya perkunjungan,
rata-rata pendapatan per kunjungan,
rata-rata biaya jamuan per kunjungan,
presentase pesanan per 100 kunjungan penjualan,
jumlah pelanggan baru per periode,
jumlah debitur macet per periode,
biaya wiraniaga, jika merupakan persentase dari total penjualan.
Dari data di atas diharapkan prakiraan permintaan produk dapat ditentukan.
Pendapat para ahli, yaitu pendapat yang dihasilkan berdasarkan data dan analisis yang lengkap dan ilmiah baik dari para akademisi maupun dari para praktisi. Untuk mengetahui pendapat para ahli, dapat digunakan teknik Delphi.
Contoh :
Menganalisis lingkungan industri perbankan sudah tentu memerlukan data. Variabel-variabel apa saja yang dibutuhkan serta bobot dari tiap komponen perlu ditentukan terlebih dahulu.
Secara ringkas, langkah kerja teknik ini adalah sebagai berikut :
1. Menyerahkan kuesioner yang sudah disiapkan kepada para ahli dalam bidangnya masing-masing. Akan lebih baik jika mereka tidak saling mengenal. Alasannya sederhana, yakni agar mereka tidak saling bekerjasama dalam mengisi kuesioner tersebut.
2. Buat ringkasan data dari kuesioner putaran pertama yang telah disebarkan tadi. Isi ringkasan itu misalnya berupa statistik seperti rata-rata, median, dan kwartil dari jawaban yang dikirimkan responden. Kemudian, ringkasan dari kuesioner putaran pertama dikirimkan kembali kepada responden pertama yang telah menjawab di kuesioner putaran pertama. Hal ini dilakukan untuk mencek jawaban putaran pertama yang mereka kirimkan.
3. Buat ringkasan data dari kuesioner putaran kedua (terakhir). Pada ringkasan ini akan segera terlihat konsensus yang terbentuk.
Analisis Regresi, yaitu seperangkat prosedur statistik untuk menentukan faktor-faktor nyata yang paling penting yang mempengaruhi penjualan.
Contoh :
Berikut dicontohkan aplikasi dari regresi linier sederhana. Jika terdapat data dari dua variabel penelitian yang sudah diketahui mana variabel bebas X (independen) dan variabel terikat Y (dependen)-nya, lalu akan dihitung atau dicari nilai-nilai Y yang lain berdasarkan nilai X yang diketahui, langkah penyelesaiannya dijelaskan di bawah ini.
Rumus :
Y = a + b X
dimana :
Y = variabel tidak bebas
X = variabel bebas
a = nilai intercept (konstan)
b = koefisien arah regresi
a =
Harga b dihitung dengan rumus :
b =
Contoh :
Pembahasan teknik peramalan ini hanya menggunakan model klasik yang bersifat deskriptif, sedangkan model probabilitas yang lebih kompleks dengan menggunakan teori Ekonometrika yang tidak disajikan dalam buku ini. Salah satu metodenya adalah metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method). Dengan memakai metode ini, untuk yang berbentuk linier, sederhana, persamaannya adalah :
Yt = a + bt
Harga-harga a dan b ditentukan dengan rumus :
dimana :
Y = nilai-nilai data hasil ramalan
n = jumlah data deret waktu
t = waktu tertentu yang telah ditransformasikan dalam bentuk kode
BAB III
P E N U T U P
3.1 Kesimpulan
Di dalam studi kelayakan bisnis banyak aspek yang mempengaruhinya. Salah satu aspek yang mempengaruhi dan dianggap paling penting yaitu aspek pasar. Gunanya kita memahami dan mempelajari aspek pasar yaitu agar kita mengetahui bagaimana pengertian aspek pasar, bentuk-bentuk pasar, permintaan dan penawaran serta mengukur dan meramalkan permintaan pasar. Jika aspek pasar tidak diperhatikan maka secara otomatis aspek-aspek yang lain tidak akan berjalan dengan efisien dan lancar.
3.2 S a r a n
Dengan adanya makalah tentang aspek pasar maka diharapkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi produsen dan konsumen dapat memahami dan mengerti aspek pasar maka secara otomatis pihak produsen dan konsumen akan bisa mengukur dan meramalkan tentang permintaan dan penawaran pasar yang akan datang, sehingga pihak tersebut tidak merasa saling dirugikan diantara sesamanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat, 2004.
2.Husnan, Suad dan Suwarsono. Studi Kelayakan Besar Proyek. Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2003.
3. Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Prilaku Besar Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002.
4. Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis Besar, Edisi 2. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.
5. Ritonga, dkk. Pelajaran Ekonomi 1, Jilid 1. Jakarta : Erlangga, 2000.
6. Downey, W. David, dkk. Manajemen Agribisnis, Edisi 2. Jakarta : Erlangga, 1987.
7. Madura Jeff. Pengantar Bisnis, Edisi 1. Jakarta : Salemba Empat, 1987.
8. Foster, W. Douglas. Buku – 2. Jakarta : Erlangga, 1985.
9. Edward, W. Clindiff, dkk. Dasar-Dasar Marketing Modern, Edisi 1. Yogyakarta : Liberty, 1988.
10. EC. Alex S, Nitisemito, dkk. Wawasan Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek, Cetakan Kedua. Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
11. Angipora, P. Marius. Dasar-Dasar Pemasaran, Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1999.
12. Nordhaus, Samuelson. Ilmu Mikro Ekonomi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar