BERANI MODAL AWAL ENTREPRENEUR
1. BERANI MIMPI
Rejeki itu mengikuti mimpi kita,
rejeki itu bisa direncanakan menurut mimpi kita,
dan rejeki itu berbanding lurus dengan mimpi kita.
ENTREPRENEUR itu memang harus berani bermimpi. Bagaimana dengan anda? Saya rasa, meski disaat krisis ekonomi, kita janganlah takut bermimpi. Atau visi itu sama dangan cetak biru (blue print) dari realita. Artinya sesuatu yang akan menjadi kenyataan.
Presiden pertama kita Ir. Soekarno, pernah mengatakan, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit.”Visi itu memeng bisa mensugesti orang. Dan, semua langkah kita akan kita arahkan kesana. Apalagi intrepreneur itu biasanya seorang pemimpin. Maka mimpi tentang perusahaan, mimpi tentang masa depan, tentu akan dapat mempengaruhi para aengikut yang dipimpinnya.
Sebagian pemimpin, entrepreneur harus mempunyai ilmu “obor”. Artinya harus dapat msnerangi sekelilingnya. Entrepreneur dengan visi besar adalah obor bagi bawahannya. Entrepreneur dengan visi besar akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan penuh motivasi.
2. BERANI MENCOBA
Seandainya kita berani mencoba,
dan kita lebih tekun dan ulet,
maka pasti yang namanya kegagalan itu
tak akan pernah ada
ORANG bukannya gagal, tatapi berhenti mencoba. Ungkapan ini sengaja saya kedepankan. Mengapa? Karena sesungguhnya seseorang untuk dpat kesuksesan dalam karier atau bisnisnya, maka orang itu harus mempunyai keberanian mencoba.
Seorang entrepreneur dalam situasi sesulit apapun akan semakin tertantang untuk tidak berhenti mencoba. Dengan kata lain “berani mencoba”, dan orang yang selalu berani mencoba itulah yang pada akhirnya justru akan meraih kemenangan atau kesuksesan.
Tegasnya, keberhasilan dalam bisnis sangat memang ditentukan semangat kewirausahaan kita yang tinggi. Dengan demikian sikapmencoba dan mencoba terus-menerus itu akan dilakukan. Pada akhirnya dengan sikap kita yang “berani mencoba” itu, akan membuat kita tidak mudah terpuruk dengan keputusasaan. Apalagi sampai menghancurkan hidup dan bisnisyang telah kita rintis lama.
Selain itu, pikiran kita juga harus tetap diformulasikan kea rah positif. Bukan sebaliknya, suka berfikir negative apalagi sampai putus asa. Sikap semacam ini harus kita buang jauh-jauh.
3. BERANI MERANTAU
Kita itu harus mempunyai keberanian merantau.
Sebab dengan keberanian merantau,
kita akan lebih bisa percaya diri dan mandiri
BANYAK entrepreneur yang sukseskarena ia merantau. Orang Tegal sukses deangan wartegnya di Jakarta. Begitu juga dengan orang Wonogiri sukses menekuni usaha sebagai penjual bakso. Orang Wonosari sukses sebagai penjual bakmi dan minuman. Sementra orang Padang sukses dengan masakan padangnya.
Bahkan orang cina banyak yang sukses ketika merantau ke luar negri. Dan tak sedikit pula orang Jawa yang sukses sebagai transmigrasi di Sumatra. Hal itu wajar terjadi, Karena orang tersebut memang punya keberanian untuk merantau.
Menruty saya, keberanian merantau itu perlu kita miliki, karena dengan merantau berati kita berani meninggalkan lingkngan keluarga. Sebab, ketika kita berada dilingkungan keluarga, meskipun kita sudah tumbuh besar atau dewasa, namun tetap dianggap sebagai anak kecil.Sehingga hal itu akan membuat kita tergantung dan tidak mandiri. Akibat dari itu sangat jelas, kita mudah patah semangat dan putus asa. Tidak berani menghadapi tantangan atu resiko bisnis. Kita pun akan mudah bergantung bergantuang pada orang lain.
4. BERANI GAGAL
Hanya orang yang berani gagal total,
Akan meraih keberhasilan total.
DALAM kehidupan sosial, memang kegagalan itu adalahsebuah kata yang tidak begitu enak didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan setiap kejadian yang setiap orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang nyata-nyata masih lebih suka melihat orang yang sukses dari pada melihat orang yang gagal, bahkan tidak menyukai orang yang gagal.
Maka apabila anda seorang entrepreneur yang menemui kegagalan dalam usaha, maka jangan berharap orang akan memuji anda. Jangan berharap pula orang di sekitar anda maupun relasi anda akan memahami mengapa anda gagal.
Menurut pengalaman saya, apabia orang gagal, maka tidak ada gunanya murung dan memikirkan kegagalan. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Dan justru kita harus lebih tertantang lagi dengan usaha yang sedang kita jalani yang mengalami kegagalan itu.
Ada beberapa sebab dari kegagalan itu sendiri. Pertama, kita ini sering menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua, setiap bertindak, kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. ketiga, biasanya kita terlalu “melankolis” dan suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk. Keempat, kita cendrung memiliki sikap , tidak mau atau tidak mau tahu dari mana kita mulai kembali suatu usaha.
5. BERANI SUKSES
Seberapa besar rejeki yang kita inginkan,
itu sama dengan
seberapa besar kita berani mengambil resiko.
HANYA segelintir entrepreneur yang dapat m3encapai tangga sukses
Teratas tanpa perjuangan dan pengorbanan. Resepnya antara lain, kalau melakuklan kesalahan, mereka melupakannya dan terus bekerja hingga akhirnya mencapai kesuksesan.
Harus selalu ingat, bahwa kita orang yang berpotensi dalam bisnis, yang setiap saat harus melipatgandakan kepercayaan diri,dan bisa menghilangkan penyakit excutis, penyakit mencari alasan.
Saya berpendapat bahwa kita sebagai entrepreneur harus berani menyatakan dirinya sukses. Karena dengan keberanian kita menyatakan sukses, akan membangkitkan kepercayaan diri. Dengan kepercayaan itu kita akan lebih bersemangat meraih kesuksesan.
BAGIAN KEDUA
MENJADI ENTREPRENEUR, BAGAIMANA?
6. MIMPI JADI NYATA
Jika kita punya tekad besar,
tak mustahil hal itu akan terwujud.
BANYAK diantara kita yang ingin bekerja pada perusahaan orang lain, sebagai karyawan. Saya kira alasannya, kita pasti sudah tahu semua, yaitu sebagai karyawan yang dibutuhkan adalah keamana. Setiap bulan ada kepastian terima gaji. Setelah tua mendapat pension.
Karena inginnya aman-aman saja, saya kira yang sudah menjadi karyawan pun sulit untuk berubah menjadi entrepreneur. Oleh karena itu bagaimana kalau kita menjadi entrepreneur. Menurut saya bila kita punya tekad besar, tak mustahil hal itu akan terwujud. Saya yakin kita akan lebih bangga, karena kita akhirnya punya banyak karyawan dan bisa menggaji mereka.
7. MIMPI JADI INVESTOR
Menjadi investor berarti
uang bekerja untuk kita.
MENJADI karyawan (employee), bisnis sendiri (self-employed), menjadi pengusaha (bussines owner), dan sekaligus sebagai investor, iru memang bisa saja menjadi pekerjaan kita. Contohnya dokter. Selain dia sudah tercatat sebagai pegawai negri atau sebagai karyawan, dia pada saat praktek di rumah atau di tempat lain, maka sang dokter itu sudah mengelola bisnis sendiri.
Dan setelah itu bukan hal tak yang mungkin kalau kemudian kita bisa menjadi investor. Menjadi investor berarti uang bekerja untuk kita. Maka kalau kita mau kaya, mestinya tidak cukup kita menjadi karyawan atau sekedar punya bisnis kecil-kecilan, sebaliknya kita harus berani menjadi pengusaha atau investor, sekalipun untuk mengarah sana itu tidak mudah. Tak sedikit tantangan yang harus dihadapi. Tapi yakinlah, dengan kita mempunyai jiwa entrepreneur mimpi jadi investor akan menjadi kenyataan.
8. GAGAL KULIAH, JADILAH ENTREPRENEUR
Mulailah berwirausaha
Justru di saat kita tidak punya apa-apa.
WAKTU kuliah dulu saya punya teman yang pandai dan memiliki wawasan dunia bisnis yang lumayan. Ide-ide usaha yang muncul dari pemikiran yang sangat cemerlang. Semua teman berdecak kagum dengan ide-0ide cemerlangnya.
Tetapi ide-ideitu tinggal ide-ide saja. Sampai kini tidak ada satupun bisnis yang di jalankan. Malahan, terakhir saya terahir ketamu dia , berstatus karyawan sebuah perusahaan public di Jakarta. Dia memang terlalu pandai untuk merencanakan sebuah usaha sekaligus terlalu takut untuk memulai.
Jobs adalah contoh orang yang berhasil dalam berwirausaha, justru bukan kepandaiannya di bangku kuliah. Tapi, karena ia memiliki keberanian dan keyakinan akan usaha yang digelutinya. Dia mampu bertindak merealisasi gagasannya dengan meninggalkan lingkungan kuliah dan teman-teman yang suka berhura-hura.
9.BERANI DULU, BARU TRAMPIL
Saya bisanya hanya nghodog wedang atau merebus air,
Tapi akhirnya saya bisa juga puya restoran.
Itu karena saya punya keberanian.
SAYA sempat di Tanya para mahasiswa: “Apakah seorang untuk menjadi pengusaha itu harus memiliki keterampilan dulu?”
Menurut saya, untuk menjadi pengusaha kita harus berani dulu baru setelah itu mempunyai keterampilan, bukan sebaliknya. Sebab, saya melihat di indonesia ini sebenarnya banyak sekli pengangguran yang tidak sedikit punya keterampilan tertentu. Namun tidak punya keberanian untuk memulai usaha. Akibatnya keterampilan yang di miliki akhirnya banyak yang tidak di manfaatkan. Itu kan saying sekali.
10.PELUANG BISNIS DI SEKITAR KITA
Kerguan meraih peluang bisnis,
itu kerugian bagi kita sendiri.
DALAM buku ini saya juga ingin mengungkap dimana sebenarnya kita bisa menangkap peluang bisnis di sekitar kita. Istilah populernya adalah Economy Orbit of Opportunit (EOO). Sya kira penting, karena peluang bisnis itu sebenarnya ada di sekitar kita. Refrensinya juga bisa di dapat dari lingkungan kita juga dari membaca., mandengar cerita orang lain, seminar, jalan-jalan atau wisata.
Sebagai contoh, di beberapa kota di Amerika Serikat, sudah banyak bisnis yang dikembangkan dari ide-ide sederhana seperti bisnis membangunkan orang tidur (morning call). Aneh tapi itu nyata. Tentu pengguna jasa ini harus menjadi member dulu dengan membayar annual fee dalam jumlah tertentu. Ada juga disini bisnis yang masih langka dan kurang memasyarakat, yakni bisnis menyewakan pakaian dan perlengkapan bayi.
Tapi tentu peluang bisnis itu hanya bisa diraih jika kita jeli dan gigih.
Ingat pepatah yang mengatakan : “tidak ada usaha, tidak ada hasil”. Oleh karena itu jangan ragu dalam setioap meraih peluang bisnis yang ada di sekitar kita. Soal besar kecilnya peluang jangan jadi masalah, tangkap dulu peluang yang ada. Dan jangan kwatir, peluang berikutnya pasti akan mengikut. Bisnis itu selalu mengalir seperti bola salju, di mulai dari yang kecil lalu menggumpal menjadi besar.
11.BUKAN MELULU KARENA UANG
Kesuksesan bisnis kita bukan semata-mata uang,
tapi visi.
Karena itu visi masa depan harus kita miliki.
TIDAK serdikit obsesi entrepreneur dalam menekuni bnisnisnya bukan semata karena uang. Banyak dari mereka maju karena visi, yaitu ingin menciptakan lapangan pekerjaan, dan dari usahanya itu mempunyai dampak social bagi kesejahteraan masyarakat. Maka katika itu semua tercapai ia merasakan sangat puas.
Mereka selalu kreatif dan inovatif. Mereka menikmati apa yang dilakukannya. Penderknya, visi itulah yang sebenarnya menggerakkan entrepreneur melakukan sesuatu yang akhirnya usahanya meraih kesuksesan.
12. MEMULAI BISNIS BARU
Jika kita memang ingin memulai bisnis baru,
maka mestinya peluang
pasarlah yang lebih kita jadikan pijakan
JIKA kita ingin memulai bisnis baru, tentu kita harus bisa menjawab empat pertanyaan ini. Pertama, produk atau layanan apakah yanbg akan kita buat, dan itu untuk siapa? Kedua, mengapa harus usaha itu? Mengapa calaon customer harus membeli dari kita? Apakah yang akan kita berikan jika produk itu belum ada? Bagaimana kompetisinya? Apa keuntungan yang akan kita proleh dari kompetisi itu? Ketiga, apakah kita mempunyai sumbernya? Apakah kita akan mendapat order? Apakah order itu dating segera? Keempat, siapa pasar kita? Lantas darimanakah ide untuk memulai bisnis baru itu berasal?
Untuk itulah langkah yang kita gunakan pun bukannya inside out approach melainkan outside in approach, yaitu pendekatan dari luar kedaam. Cara ini cendrung melihat dahulu, apakah ada peluang bisnis atau tidak. Sebab, sesungguhnya ide dasar bisn9is itu sukses adalah jika kita mampu merespon dan mengkreasikan kebutuhan pasar. Cara ini biasanya disebut opurtunity recognition.
13. MEMULAI BISNIS TANPA UANG TUNAI
Bisnis mempunyai uang tunai dulu, itu sudah lumrah.
Tapi tak benar, tak mungkin memulai bisnis
tanpa uang tunai.
KEBANYAKAN kita selalu mengeluhkan ketiadaan modal uang sebagai alas an mengapa kita enggan berwirausaha. Padahal, modal yang paling vital sebenarnya bukannya uang, tetapi modal non-fisik, akni berupa motivasidan keberanian memulai yang menggebu-gebu.
Ada cara untuk kita mulai bisnis meski kita tidak uang tunai sekalipun. Contohnya, kiota bisa menjadi seorang perantara. Misalnya, menjadi perantara jual beli rumah, jual beli motor dan lain-lain. Keuntungan yang bisa kita dapat dari komisi penjualan atau dari cara lain atas kesepakatan kita dengan pemilik produk. Saya yakin kita pasti bisa melakukannya.
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL
14. KECAERDASAN EMOSIONAL ENTREPRENEUR
Mengedepankan kecerdasan emosi kita dalam bisnis
itu adalah hal yang mutlak.
ORANG yang pertama mengenalkan kecerdasan emosional adalah Daniel goelman. Dalam bukunya “emotional intelligece” atau EQ, ia mengungkapkan bahwa ada 5 wilayah kecerdasan emosi yaiotu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain, dan membina hubungan. Artinya bila kita mampu memahami, dan melaksanakan kelima wilayah utama kecerdasan tersebut maka semua perjalanan bisnis apapun yang kita lakukan akan berjalan mulus.
Entrepreneur itu memang perlu kecerdasan emosional yang optimal. Nilai akademis saat studi tak harus tinggi. Sulit bagi seseorang untuk menjadi sentrepreneur, meski memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi tetapi kecerdasan emosinya rendah. Lantas apakah anda ingin memiliki kecerdasan emosional yang optimal? Itu bisa di pelajari, dilatih dan bisa di kembangkan. Karena semua itu proses yang memerlukan waktu, ketekunan dan semangat yang tinggi.
15. MEYNELARASKAN OTAK BERPIKIR DAN
OTAK EMOSIONAL
Tidak mudah menyelaskan kedua otak tersebut.
Tapi kita harus berani nencobanya.
HASIL penelitian Daniel goelman, tentang otak dan ilmu prilaku yang dimuat “the new york times” di katakana, sesungguhnya kita memiliki 2 otak, satu yang berpikir (otak berpikir) dan satu yang merasakan (otak emosional). Biasanya otak berpikir itu di sebut otak kiri dan otak emosional itu di sebut otak kanan. Saya kira, dikotomi emosional dengan berpikir kurang lebih sama dengan istilah “hati” dan “kepala”.
Saya berpendapat dengan pakar manajemen Dr.Patrisia patton, yang mengatakan bahwa untuk mengatur emosi kita bisa lakukan dengan cara belajar, yaitu: pertama, belajar mengidentifikasi apa yang biasanya memicu emosi kita dan emosi apa yang kita berikan. Kedua,belajar dari kesalahan, belajar membedakan segala hal di sekitar kita yang dapat memberikan pengaruh dan yang tidak mamberikan pengaruh pada diri kita. Ketiga, belajar selalu bertanggung jawab terhadap setiap tindakan kita. Keempat, belajar mencari kebenaran, belajar memanfaatkan waktu secara maksimal untuk menyelesaikan masalah, dan kelima, belajar menggunakankekuatan sekaligus kerendahan hati.
16. TIDAK PANIK MANGHADAPI KRISIS
Krisis ekonomi jangan kita jadikan alasan
untuk tidak memulai atau mangembangkan bisnis.
PADA masa krisis ekonomi, entrepreneur atau kewirausahawan perlu mengembangkan kecerdasan emosional. Dengan begitu, ia akan mampu melihat peluang bisnis yang ada di sekitarnya. Entrepreneur yang cerdas emosinya juga memiliki “intuisi” yang tajam. Ia dapat menangkap sesuatu yang tidak dilihat orang lain. Walaupun data tidak lengkap, ia biasanya dapat mengambil konklusi yang pas.
Entrepreneur semacam itu sangat kita butuhkan. Entrepreneur yang cerdas emosinya. Dengan kita berani mengambil resiko, maka akan lebih terbuka mengambil peluang. Sebab kalau kiita baru berusaha setelah “pasarnya” diamankan itu bukanlah entrepreneur.
Krisis ekonomi jangan kita jadikan alasan untuk memulai atau mengembangkan bisnis. Bila krisis ini berakhir,apa yang akan kita lakukan, tetap menjadi pemain atau penonton? Sebab, ada masa pasca krisisyang diyakini pertumbuhannya akan cepat sekali. Oleh karena itu sebaiknya kita mencuri start sejak sekarang, untuk memulai atau mengembangkan bisnis yang prospekti di masa depan. Anggap saja sekarang ini tidak ada krisis.
17. OPTIMISME ENTREPRENEUR
Sesungguhnya keberanian seorang entrepreneur
dalam menggeluti bisnisnya,
terletak pada optimismenya.
DALAM situasi Ekonomi sesulit apapun, saya rasa seorang entrepreneur harus tetap optimis dalam menggeluti bisnisnya. Sebab, sesungguhnya keberanian seorang entrepreneur dalam menggeluti bisnisnya adalah terletak pada optimismenya. Dengan optimis kita akan termotivasi dan cemerlang dalam memanfaatkan setiap peluang bisnis.
Bila kita menghadapinya tidak dengan fikiran segar, dengan tidak optimis, maka kita akan dihadapkan pada situasi pikiran yang rumit, terlalu tegang dan akhirnya akan stress sendiri. Bahkan ide gagasan kita yang cemerlang tiba-tiba berhenti, dan akhirnya merembet pada sikap kudiri. Sehingga dalam setiap kita melakukan negoisasi bisnis akan selalu gerogi.
Dengan pemikiran yang optimis itu, kita juga akan lebih bisa menggunakan imajinasi untuk meraih kesuksesan atau keberhasilan. Dengan demikian, optimisme dapat meningkatkan kekuatan atau kemampuan kita dalam berusaha dan akan menghentikan alur pemikiran yang negative. Namun kalau kita cendrung suka berfikiran negative, maka pasti akan memenuhi banyak kesukaran.
18. EGALITER ITU PERLU
Emosi kita akan semakin cerdas,
bila kita mau mengedepankan
hubungan yang humanis dan harmonis.
TEORI kepemimpiunan berdasarkan gen mengungkapkan, bahwa pada dasarnya setiap orang itu sama. Begitu pula halnya, di dalam mendambakan perhatian positif. Saya melihat salah satu upaya daam mewujudkan hal itu adalah jika kita berhsil menerapkan hubungan yang lebih mengedepankan aspek humanis danm harmonis dalam komunikasi antar level structural atau yang lebih di kenal dengan hubungan yang egaliter. Saya merasa yakin bahwa hubungan semacam ini segi manfaatya sangat besar, bila kita benar-benar berhasil menerapkannya di perusahaan kita masing-masing.
Menurut saya, dampak positif lain dari hubungan egaliter itu adalah kita akan lebih dapat meningkatkan kecerdasan emosional kita. Terutama hal yang berkaitan dengan soal membina hubungan dengan orang lain, dan mengenali emosi orang lain. Dengan begitu kita lebih mudah menyelaraskan diri dengan orang lain.
Oleh karena itu tak ada sallahnya bila kita berani mencoba menerapkan hubungan egaliter ketimbang hubungan yang selalu mengedepankan jarak atau gap antara pimpinan dan staf. Sebab, suasana kerja seperti ini akan membuat suasana kerja menjadi tidak kondusif atau tidak enjoy. Kreativitas juga akan mandeg dan prestasi kerja pun akan menurun. Itu sebabnya hubungan egaliter itu perlu.
BAGIAN KEEMPAT
GAYA KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
19. MEMANFAATKAN OTAK ORANG LAIN
Menjadi orang nomor satu di perusahaan kita sendiri,
itu sangat bisa.
Tapi tidak bisa semua kegiatan bisnis
kita jalankan sendiri.
KITA mungkin tak cukup memanfaatkan otak kita sendiri, tapi ada sebaiknya juga memanfaatkan ptak orang lain. Sebab kita harus menyadari benar, bahwa setelah bisnis yang kita rasakan berkembang cukup pesat dan kita menjadi orang nomor satu di perusahaan yang kita dirikan, tentu saja tak semua kegiatan bisnis bisa kita jalankan dengan otak kita sediri.
Maka sudah sewajarnya kita memanfaatkan otak orang lain, yang oleh William E. heinecke, penulis buku “ the entrepreneur 21 golden dan rulers for the global business manager” disebut “work with pther people’s brain”. Menurut entrepreneur terkemuka yang sukses mengembangkan bisnis pizza hut tersebut, seorang entrepreneur yang bersedia bekerja memanfaatkan orang lain, sesungguhnya ada lah entrepreneur sejati.
Perlu diingat bahwa memanfaatkan otak orang lain, itu bukan kelemahan kita sebagai entrepreneur. Tapi sebaliknya, hal itu menunjukkan bahwa kita benar-benar telah memiliki intlaktualitas, kecerdasan emosional, kecintaan pada diri sendiri, maupun perusahaan.
20. PEMIMPIN BUKAN MANAJER
Pemimpin itu selalu berpikir meloncat-loncat
dan sering membingungkan bawahannya.
MELAKUKAN hal-hal yang benar (doing the right thing), berani mengambil resiko dan memiliki motivasiuntuk selalu nomor satu. Ide-ide bisnisnya orisinal, dan menaruh mata ke masa depan serta memiliki perspektif jauh ke depan penuh kepercayaan dari . Itu salah satu profil pemimpin.
Saya stuju dengan pakar manajen yang mengatakan, kalau pemimpin itu selalu melakukan hal-hal yang benar, sementara manajer hanya mampu melakukan hal-hal yang benar. Dimana seorang pemimpin dalam melakukan hal-hal yang benar tidak terlalu memperdulikan caranya. Itu tak terlalu penting baginya. Sebab bagi seprang pemimpin hal-hal yang menyangkut pelaksanaan idenya itu adalah tugas manager.
21. BANYAK MELAYANI BANYAK REJAKI
Jika perusahaan ingin berkembangkan,
maka pelayanan adalah segalanya.
SEBAGAI entrepreneur yang sudah cukup lamamenggeluti dunia bisnis, pasti akan selalu berhubungan dengan banyak orang. Apalagi kita sebagai pemimpin perusahaan, tentunya melayani banyak orang adalahpekerjaan yang harus dilakukan. Melayani banyak orang berarti usaha kita jalan. Saya kira, melayani banyak orang harus mengalahkan diri kita sendiri sebelum memberikan pelayanan kepada orang lain. Melayani berarti tidak boleh pilih kasih. Pelayanan berarti kita melayani orang-orang di lingkungan bisnis kita. Dan kita tak mungkin bekerja tanpa harus saling melayani.
Melayani bawahan berarti kita memberikan perhatian kepada bawahan kita. Melayani manager berarti kita memberikan penghargaan kepada mereka. Dan melayani konsumen adalah pekerjaan kita yang utama. Perusahaan yang ingin berkembang, maka pelayanan adalah segalanya. Bisnis melayani banyak orang akan mendatangkan banyak omset.
BAGIAN KELIMA
INTUISI ITU PERLU
22. MENGAMBIL KEPUTUSAN
Pertimbangan intuisi lebih peka dari pertimbangan rasional,
maka kita jangan ragu untuk menggunakan intuisi dalam bisnis.
DALAM menggeluti bisnis atau kehidupan ini, sebaiknya kita tetap menggunakan intuisi. Sebab intuisi akan ikut membuka pikiran dan memberi nilai tambah bagi emosi kita, dan intuisi akan memberdayakan kitaagar semakin produktif dan aktif dalam setiap situasi.
Intuisi menjadi sangat penting tidak hanya untuk kepentingan sekarang, namun juga untuk kepentingan masa depan. Sebab diperkirakan tantangan bisnis di masa mendatang , relative berbeda dengan sekarang. Perubahannya sangat cepat dan serba kacau, tidak menentu, sehingga sulit bagi kita untuk memprediksinya.
Menurut Quinn Spitsser dan Ron Evans, intuisi itu adalah analisa kilat dari fakta dengan fakta dan pengetahuan sebagai filter. Dalam bisnis memang di kenal adanya intuisi bisnis. Di dalamnya ada wawasan, mental, pengalaman, dan perasaan. Bagi mereka yang memiliki intuisi bisnis yang tajam, maka ia tak hanya mampu mengendalikan perasan, tapin ada juga wawasan yang luas, pengalaman yang banyak dan mental yang dalam. Intuisi ada empat tingkatan, yaitu bisa muncul dari fisik, emosi, mental, dan spiritual.
23. PARADIGMA BISNIS DI ERA MILENIUM
Bergerak adalah awal kesuksesan bisnis
SAYA sependapat dengan Matthew J. Kierman, penulis “the commandments of the 21st century management” yang mengatakan, bahwa dalam bisnis telah terjadi pergeseran paradigma. Jika di abad 20 bisnis kita terkesan stabil dan bisa diprediksi, namun di abad 21 atau di era millennium ketiga ini perubahannya cendrung terputus-putus.
Begitu pula bisnis kita yang dululebih didasarkan ukuran dan skala, tapi kini lebih pada kecepatan dan responsive. Kepemimpinan kalau dulu banyak dilakukan dari atas kini dilakukan semua orang. Maka tak mengherankan bila menjalankan bisnis di era milenium ke tiga ini, memang di tuntut lebih luwes, tidak kaku. Sebab perjalanan bisnis lebih dikendalikan oleh visi dan nilai-nilai, dibandingkan sebelumnya yang semata-mata dikendalikan peraturan dan hirarki. Sehingga, saat ini bisnis tak lagi mengandalkan pada analisis kuantitatif, namun lebih pada kreativitas dan intuisi.
BAGIAN KEENAM
MEMPELAJARI PENGALAMAN
ENTREPRENEUR LAIN
24.MANAJEMEN PADANG
Saya kira manajemen model “padang”
layak juga diterapkan
di sector jasa maupun produksi lainnya.
ADA manajemen yang menarik di Indonesia, setidaknya itu menurut saya, yaitu manajemen padang. Itu karena model manajemen ini menerapkan transparansi dalam keuangan dan pembagian keuntungan lewat system bagi hasil.
Dampak dari model manajemen ini memeng tak hanya pada factor manajerial semata, tetapi juga berdampak pada factor pelayanan. Dimana pelayanan yang serba cepat menjadikan restoran padang di kenal. Kita juga bebas memilih menu. Menu pun bervariasi, begitu juga minumannya dan pasti di jamin halal.
Dan yang menarik lainnya adalah hubungan antara pemilik modal dengan manajemen lebih sebagai mitra. Karena apa?Mereka tidak mendapatkan gaji, namun mereka mendapatkan bagian dari keuntungan bersih restoran tersebut. Jadi dalam memberikan keuntungan itu, memang ada pembagian untuk pemilik modal sendiri dan ada pula pembagian untuk manajemennya atau karyawannya. Itu biasanya di bagikan setelah keuntungan dikurangi 2,5% untuk zakat.
25. TAK SUKA BISNIS BESAR
Ketentraman hati ada kalanya lebih penting
dari pada keuntungan bisnis.
ANDA penggemar soto? Pasti anda telah mengenal atau malah sudah menjadi pelanggan tetap soto Kadipiro, yang terletak di jalan wates yogyakarta itu. Di restoran yang didirikan tahun 1921 oleh pak Karto Wijoyo(alm), dan setelah 1975 di kelola putra sulungnya, pak Widadi sampai sekarang ini, secara terbuka memaparkan tulisan besar pada sebuah papan yang dipasang di restoran tersebut yang isinya, “Tidak buka cabang di Jakarta atau di kota lainnya”.
Menurutnya ia sengaja tak buka cabang di kota lainnya, meski banyak pihak yang menawarinya untuk kerjasama. Hal itu katanya, ia inmgin hidup tetram dengan bisnisnya sekarang.Selain itu ingin memegang teguh nasehat orang tuanya, yaitu untuk selau hidup sederhana, ulet, sabar, jujur dalam bisnisnya, dan nrimo apa yang didapat sekarang. Maka tak mengherankan filosofinya berbunyi, “kamulyaning urip iku, dumunung onotentremew ati.” Artinya, sesungguhnya kebahagian orng hidup itu hanya pada ketentraman hati.
Dan setelah saya kaji, ternyata sikap mereka tak suka bisnis besar adalah karena pertama, mereka masih ada perasaan takut kehilangan suasana keluarga. kedua, mereka lebih senang dengan posisinya sekarang. Bisa memegang kendali bisnisnya dan tanpa adanya delegasi. Ketiga, karena mereka lebih senang dengan pemberdayaan sumberdaya manusianya atau karyawannya, dan bukan pada control.
26. BERKEMBANG DENGAN FRANCHISE
Pilihan tepat mengembankanbisnis masa depan adalah model franchise.
Sebab pemilik franchise tak hanya menguntungkan pemilik merek saja,
tapi juga menguntungkan pengguna merek
franchise adalah pemberian hak pada seseorang dalam penggunaan merek, untuk menjalankan usaha dalam kurun waktu tertentu. Sisitem ini lebih menguntungkan untuk mengembangkan usaha kita dibandingkan cara lainnya. Oleh karena itu ketika kita menggunakan system franchise terhadap usaha kita, maka jelas orang membayar merk atau royalty tiap bulan kepada kita. Biayanya lebih rendah dari cara lainnya, dan kita tak perlu mengalokasikan uang atau modal untuk ttempat usaha atau yang lainnya.
Bisnis franchise cukup menjanjikan. Maka sebelum kita menggunakan system ini, kita harus jeli atau hati-hati dalam pewaralabanya. Dapatkah dia atau pewaralabanya menjalankan usaha yang kita jalankan? Dapatkah dia memproleh keuntungan menjalankan usaha kita? Begitu juga lokasi pewaralaba pun perlu kita cermati. Dapatkah usaha kita sukses di daerah tersebut? Apakah usaha kita menarik orang lain?
BAGIAN KETUJUH
ENTREPRENEUR UNIVERSITY
27. MEGA ENTREPRENEUR
Ikut memikirkan atau mendorong
munculnya pengusaha baru,
sama pantingnya dengan upaya memajukan bisnis kita.
KEGAIRAHAN kita untuk menciptakan pengusaha baru, terutama yang bisnisnya sudah mapan memang sudah mulai tampak sekarang ini. Dan itu sebagai salah satu pertanda bahwa sesungguhnya pengusaha ita tidak hanya antusias dalam memajukan bisnisnya, tetapi juga mempunyai tanggung jawab social yang tinggi. Sosok pengusaha seperti inilah pantas kita sebut sebagai mega entrepreneur.
Saya optimis kehadiran pengusaha baru di dunia bisnis kita akan menambah kegairahan dunia bisnis kita. Dan tak mustahil pengusaha baru itu pun nantinya akan menciptakan pengusaha baru lagi. Sehingga kehadiran mega entrepreneur tidak hanya sekedar menciptakan lapangan kerja, tetapi juga bisa menciptakan pengusaha baru. Langkah megaentrepreneur seperti itu, pada akhirnya juga akan berdampak pada tumbuhnya perekonomian kita yang lebih baik.
28. JADI PENGUSAHA TANPA GELAR
Tanpa gelar pun kita
bisa menjadi pengusaha yang sukses.
Matshusita Konosuke, pengusaha elektronik terbesar di Jepang Ia adalah pengusaha tak bergelar. Akibat ekonomi keluarganya, anak petani ini terpaksa tak bisa menyelesaikan studinya di pendidikan dasar. Namun karena kemauan dan kerja kerasnya, ia pun mampu menjadi pengusaha yang sukses. Hal yang sama terjadi pada Bill Gates, yang sukses dengan microsoftnya. Dia malah driop out dari Harvard University.
Pengusaha kita yang di kenal denga bisnis Es Teller 77 dan mie Tek Tek, Sukyatno Nugroho, MBA, juga tak bergelar. Di sekelah dia hanya ranking 40 dari 50 murid. Ijazahnya Cuma sampai SMP, karena dia Cuma bertahan 3 bulan di kelas 1 SMA. Kalaupunh di belakang namanya ada MBA, itu pun bukan master of business administrasion. Tapi singkatan dari: “manusia bisnis asal-asalan” dan nyatanya ia pun sukses dengan usahanya.
Saya yakin jika kita mau bekerja keras seperti yang di contohkan oleh pengusaha sukses tadi, saya kira usaha kita akan berhasil. Jadi gelar seseorang tak menjamin bisnisnya berhasil. Bahkan mereka yang punya gelar, dan IP nya tinggi cendrung mudah mendapatkan pekerjaan. Artinya ia lebih memilih menjadi dosen, pegawai negeri atau karyawan swasta. Kalau jadi pengusaha kerap kali bisnisnya sullit maju.
29. DIWISUDA SETELAH MENJADI PENGSAHA
Jika tidak ada keberanian membuka usaha
maka tidak akan pernah di wisuda.
Ijazah atau sertifikat memang kerap kali membuat kita bangga. Saya rasa itu boleh-boleh saja, tapi sebaiknya kita jangan lantas lupa diri. Jangan membuat kita lantas tak bersemangat lagi. Sebab paa dasarnya ijazah atau sertifikat itu belum menjadi jaminan untuk kita meraih sukses dalam karier. Sebaliknya jikaa kita ingin menjadi pengusaha, barangkali sebaiknya ijazah itu harus di abaikan. Karena itu ada yang mengatakan, kalau perlu ijazah itu di baker.
Itu sebabnya mengapa peserta yang telah selesai pendidikan “Entrepreneur University” tidak kami beri ijazah. Sebab kalau para lulusannya kami berikan ijazah, sama halnya kita masih memberikan kemungkinan mereka melamar pada perusahaan orang lain.Namun kami memberikan penghargaan kepada mereka berupa prasasti yang tak bisa di gunakan untuk melamar pekerjaan.
Peserta pendidikan “Entrepreneur University” yang menjalani pendidikan selama enam bulan, dan kuliah setiap sabtu dan minggu, pukul 14.00 WIB sampai 17.00 WIB itu, baru menjadi wisuda setelah menjadi pengsaha atau setelah membuka usaha atau setelah usahanya menggelinding.
Sumber : Oleh : PURDI E. CHANDRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar