Sabtu, 18 Juli 2009

KONDISI KERJA

Proses interaksi manusia dengan lingkkungan kerjanya, yaitu pengaruh timbal balik dari berbagai kondisi kerja denagn tenaga kerjanya dan rancangan pekerjaan, rancangan ruang kerja yang disesuaikan dengan keterampilan dan keterbatasna manusia / tenaga kerja.

Kondisi fisik kerja
Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal dari fasilitas parkir di luar gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung ssampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja.
a. Ilmuniasi (penerangan)
Kadar (inensity) cahaya, distribusi cahaya, dan sinar yang menyilaukan. Faktor yang lain dair ilmuninasi ialah distribusi dari cahaya dalam kamar atau daerah kerja. Pengaturan yang idealialah jika cahaya dapat didistribusikan secara merata pada keseluruhan lapangan visual. Memberikan cahaya penerangan pada suatu daerah kerja yang lebih tinggi kadar cahayanya mata setelah jangka waktu tertentu. Pada daerah yang terang pupil mata mengecil. Kalau melihat sekeliling yang lebih gelap (hal yang dilakukan) pupil mata membesar. Kegiatan pupil mata ini yang menyebabkan timbulnya kelelahan mata. Karena itu jika tidak seang bekerja dengan lampu meja kerja, seyogianya lampu kamar (yang dipasang dilangit-langit) juga dinyalakan.
Sinar yang menyilaukan merupakan faktor lain yang mengurangi efesiensi visual dan meningkatkan ketegangan mata. Sinar dirasakan sebagian silau kaeran intensitas cahaya melebihi dari intensitas cahaya yang lebih bisa diteriam oleh mata. Sinar yang menyilaukan dapat ditimbulkan langsung oleh sumber cahayanya atau oleh bidang-bidang yang memiliki pantulan sinar yang tinggi kajiannya.
Silau di tempat kerjanya dapat diatasi dengan berbagai cara. Sumer cahaya sangat terang ’ditutupi’ dengan pelindung, atau diletakkan di luar bidang pandangan pekerja. Cara yang lain ialah dengan memberi semacam kelep topi (cisor) atau pelindung mata.
Penggunaan warna pada ruangan kerja. Banyak orang memberiukan makna yang tinggi kepada penggunaan warna atau kombinasi yang tepat untuk ruangan-ruangan di rumah, di kantor dan dipabrik. Mereka berpendapat bahwa penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat dapat meningkatkan semangat kerja. Namun pandangan di atas tidak ditunjang oleh hasil-hasil penelitian. Hal initidaklah berarti bahwa warna tidak mempunyai makna dalam pekerjaabn. Wrana dapat digunakan sebagai :
1. Alat sandi atau coding devide, atau sebagai pencipta kontra warna. Misalnya alat pemadamg kebakaran berwarana merah, pelaran pertolongan pertama berwarna hijau. Untuk bagian-bagian yang kecil pada mesin tetapi penting dapat digunakan warna-warni kuat, sehingga kontra warna yang ada menmudahkan penglihatan.
2. Upaya menhindari timbulnya tegangan mata. Warna berbeda adlam kemampuan pantauan cahayanya. Dinding yang putih memantulkan cahaya lebih banyak daripada dindingdengan warna yang gelap. Menganjurkan untuk memperhatikan keserasian dalampenggunaan warna pada bidang bidang yang luas (dinding ruangan kerja) dengan bidang-bidang yang luas.
3. Alat untuk menciptakan ilusi tentang besarnya dan suhubungan ruangan kerja. Ruangan kerja yang dicat dengan warna gelap menyebabkan ruangan terasa menjadi lebih sempit
b. Warna
Penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja. Banyak orang memberikan makna yang tinggi kepada penggubnaan warna atau kombinasi wrana yang tepat untuk ruangan-ruangan di rumah, di kantor, dan di pabrikj. Emreka berpendapat bahwa penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat dapat meningaktkan protuksi, menurunkan kecelakaan dan keslahan, dan meningkatkan semangat kerja. Namun pandangan di atas tidak ditunjang oleh hasil-hasil penelitian. Hal ini tidaklah berartri bahw awrna tidak mempunyai makna dalam pekerjaan. W3rna dapat digunakan sebagai.
1. Alat sandi atau coding device atau sebagai pencipta kontras wrna. Misalnya alkat pemadam kebakaran berwarna merah, perlalatan pertolongan pertama berwrna hijau. Untuk bagian-bagian yang kecil pada mesin tetapi penting dapat digunakan warna-warni kuat, sehingga kontras warna yang ada memudahkan penglihatan.
2. Upaya menghindari timbulnya ketegangan mata. Warna berbeda dalam kemampuan pantulan cahanya. Dinding warna yang gelap. Menganjurkan untuk memperhatikan keserasian dalam penggunaan warna pada bidang –bidang yang luas dengan bidang-bidang yang lebih sempit.
3. Alat untuk menciptakan ilustrasi tetang besarnya dan suhunya ruangan kerja yang memiliki efek psikologis. Ruangan kerja yang dicat dengan warna gelap menyebabkan ruangan terasa menjadi lebih sempit dan tertutup daripada yang sebenarnya. Sebaliknya dinding-dinding yang berwarna muda dan treang memberikan rasa ruangan yang lebih luas dan terbuka.

c. Bising
Bising biasanya dianggap sebagai bunyi atau suara yang tidak diinginkan, yang menganggu, yang menjengkelkan. Namun batasan seperti ini kurang memuaskan, karena tidak ada dasar yang jelas untuk menyatakan kapan sesuatu bunyi tidak diinginkan.
Bising dalam lingkungan demikian membuat kita mudah marah, gelisah, tidak bisantidur, bahkan dapat membuat kita menjadi tuna rungu. Membedakan antara tuna rungu syarat dan tuna rungu kondisi.
Kehilangan pendengaran pada tuna rungu syaraf pada umumnya terjadi karena frekuensi-frekuensi yang tinggi lebih besar daripada frekuens-frekuensi yang rendah. Pengurangan normal pendengaran pada proses menua biasanya merupakan tuna rungu syaraf. Ini juga merupakan akibat dari terbukanya seseorang seara sambung-menyambung terhadap tingkat-tingkat bising yang tinggi. Tuna rungu syaraf jarang dapat disembunyikan. Tidak demikian halnya dengan tuan rungu kondisi yang merupakan tuna rungu sementara.
Tingkat-tingkat kerasnya suara atau bunyi tertentu dapat merupakan ancaman bagi pendengaran. Tingkat-tingkat desible tertentu dapat menimbulkan hilangnya pendengaran permanen.
Akibat-akibat lain dari tingkat kebisingan yang tinggi adalah :
1. Timbulnya perubahan fisiologis
2. Adanya dampak psikologis

Pengurangan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan cara :
1. mengurangi bunyi mesin, dengan cara membuat mesin-mesin yang lebih halus suaranya, dengan meredam suara dari mesin-mesin,
2. Memasan gdinding yang kedap suara
3. mengharuskan para karyawan memakai alat pelindung pendengaran.

d. Musik dalam bekerja
Musik tampaknya memiliki pengaruh yang baik pada pekerjan-pekerjaan yang sederhana, rutin dan menoton, sedangkan pada pekerjaan yang lebih majemuk dan memerlukan konsentrasi yang tinggi pada pekerjaan, pengaruh dapat menjadi sangat negatif.

Musik pengiring kerja harus dipandu oleh pertimbangan sebagai berikut :
1. Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik yang menghasilkan efek menguntungkan pada pikiran.
2. Musik akan bernilai sekali pada pekerjaan tangan pada pekerjaan repetitif dan pekerjaan lain yang hanya memerlukan sedikit kegiatan mental.
3. Musik tidak akan bernilai tinggi jika ada suara atau bunyi lain yang cukup keras.
sumber : ashar sunyonto munandar, psikologi industri dan organisasi,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar