Disiplin perilaku organisasi (perilaku keorganisasian) mempelajari perilaku manusia sebagai individu, sebagai anggota kelompok (group), dan sebagai anggota organisasi secara keseluruhan dalam kaitannya dengan efektivitas mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu perlu dipahami apa yang menjadi landasan perilaku individu, perilaku kelompok, dan perilaku keorganisasian di dalam organisasi, dan bagaimana mengelolanya supaya tujuan organisasi berhasil efektif.
1. Perilaku Organisasional adalah Interdisipliner
Perilaku manusia dapat dipandang atau dipelajari dari berbagai disiplin. Berbagai disiplin yang memberikan kontribusi meskipun hanya sebagian kedalam disiplin perilaku organisasional yang terutama ialah psikologi, psikologi sosial, antropologi, dan sosiologi. Baru kemudian menyusul ekonomi, politik, dan sejarah. Jadi, disiplin perilaku organisasional adalah perpaduan dari berbagai ilmu, yang oleh karena itu disebut Interdisipliner.
Psikologi mempelajari manusia terutama mengenai persepsi, kepribadian, pembelajaran, motivasi, dan sikap. Antropologi mempelajari nilai-nilai manusia, perilaku, dan perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam unit organisasi. Psikologi sosial mempelajari afiliasi kelompok dan kohesivitas (kelekatan), sikap-sikap sosial, kepemimpinan, dan pengaruh-pengaruh sosial yang terjadi di dalam kelompok sosial. Ekonomi (sebagai disiplin) memberi sumbangan tentang pengambilan keputusan, sedangkan disiplin Politik memberi sumbangan tentang bagaimana orang mempengaruhi orang lain untuk dikuasai, dan disiplin Sejarah memberikan kontribusi tentang sejarah organisasi dan manajemen yang berhasil
2. Efektivitas
Pengertian efektivitas harus dibedakan dengan pengertian efisiensi. Efisiensi adalah pengorbanan untuk mencapai tujuan. Semakin kecil pengorbanannya dalam mencapai tujuan, maka dikatakan semakin efisien. Begitu juga sebaliknya. Jika efisiensi sendriri sebagai tujuan (atau sebagai salah satu tujuan) maka efisiensi juga dapat diukur sejauh manakah efektivitas daripada efisiensi.
Efektif adalah kena sasaran, dan efisiensi adalah sedikitnya pengorbanan. Manakah yang menjadi sasaran, efektif atau efisien tergantung pada keadaan. Tetapi, secara teoretis yang harus tercapai adalah efektivitas, termasuk efektivitas efisien. Yang artinya efisien pun menjadi tujuan.
3. Pendekatan Efektivitas: Univariat vs. Multivariat
Ada dua pendekatan terhadap tujuan: univariat dan multivariate. Pendekatan univariat menetapkan hanya satu kriteria tujuan, biasanya ialah laba oganisasi/perusahaan. Pandangan yang modern mengikuti pendekatan multivariate, yaitu menetapkan beberapa kreteria sebagai tujuan organisasi, misalnya: bukan hanya laba saja, tetapi juga kepuasan kerja, efisiensi, kestabilan organisasi, terciptanya keslamatan kerja, dan sebagainya.
4. Berbagai Pendekatan Memecahkan Masalah Organisasi
Menurut Koontz dkk. ada sebelas pendekatan dalam analisis untuk memcahkan masalah manajemen organisasi. Tapi, yang dibicarakan disini hanyalah pendekatan perilaku antar-pribadi, pendekatan perilaku kelompok, dan pendekatan sistem.
5. Pendekatan Perilaku Antar-pribadi
Pendekatan ini berdasar atas gagasan (idea) bahwa dalam mengelola organisasi terlibat orang lain untuk mendapatkan sesuatu. Oleh sebab itu pendekatannya harus difokuskan pada perhubungan antar-pribadi. Para pendukung pendekatan ini yakin bahwa bilamana orang bekerja bersama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu yang akan dibicarakan ialah masalah-masalah persepsi, konsep diri (self-concept), nilai-nilai, dan sikap.
6. Pendekatan Perilaku Kelompok
Pendekatan ini didasarkan atas ilmu sosiologi dan psikologi sosial. Para pendukungnya mempunyai gagasan bahwa manajemen itu bisa terjadi hanya jika pada di dalam kelompok. Maka dari itu perlu dipelajari perilaku dalam kelompok. Pendekatan inilah yang menjadi embrio, kemudian berkembang menjadi disiplin perilaku organisasional.
Semula pendekatan ini hanyalah terhadap kelompok kecil saja, tetapi lama kelamaan memfokuskan pada kelompok-kelompok besar yang disebut organisasi atau perusahaan. Yang dipelajari terutama antara lain ialah politik, tekanan (stess), konflik, kekuasaan, dan komunikasi.
7. Pendekatan Sistem
Sistem adalah sesuatu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan membentuk suatu satuan. Sistem dapat diacukan pada barang, aturan, tubuh, organisasi, perilaku, dan sebagainya. Suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang disebut kelompok-kelompok. Satuan dari kelompok-kelompok inilah yang membentuk organisasi. Jika organisasinya dipandang sebagai suatu sistem, maka bagian-bagian seperti Bagian Pemasaran, Bagian Keuangan, Bagian, Produksi, dan Bagian-bagian lainnya, adalah yang disebut sebagai sub-sistem, dan regu-regu dalam bagian-bagian itu disebut sebagai sub-sub-sistem.
Suatu sistem adalah bagian daripada supra-sistem. Mengapa sesuatu dianggap sebagai sistem, bukan sub-sistem, atau supra-sistem, tergantung pada mana yang dipandang sebagai sistem terlebih dahulu. Ini sebenarnya hanyalah pesoalan mana yang bagian dan mana yang keseluruhan dari bagian-bagian yang saling kait-mengait.
8. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
Sistem terbuka ialah suatu sistem yang mengadakan interaksi dengan dunia luar. Menerima input dari dan memberikan output kepada lingkungannya. Misalnya suatu perusahaan sebagai sistem terbuka menerima bahan mentah (membeli) dari luar perusahaan, dan menghasilkan barang jadi yang diberikan (dijual) kepada lingkungan luar perusahaan.
Suatu sistem tertutup tidak mengadakan hubungan dengan lingkungannya, tidak menerima input dari dan tidak memberi output kepada lingkungannya. Jadi jika suatu sistem terbuka kemudian tidak menerima input dari lingkungannya, maka dengan sendirinya tidak ada throughput di dalam dirinya dan tidak ada output yang dikeluarkannya untuk lingkungannya, maka sistem itu menjadi tertutup dan akan mati.
9. Sistem dan Perubahan
Suatu sistem yang terbuka mengalami perubahan, karena berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai hal, misalnya warnanya, bentuknya, kekayaannya, pikirannya, dan sebagainya. Sistem tubuh, sistem organisasi, dan sistem bumi pun mengalami perubahan. Suatu organisasi yang dahulu waktu berdiri hanya dengan beberapa orang saja dengan kekayaan yang tidak seberapa, berubah menjadi banyak anggotanya dan banyak harta kekayaannya. Ini disebabkan oleh interaksi antara sistem dengan lingkungan, dan sifat-sifat intern yang ada dalam sistem itu sendiri.
10. Respon Sistem terhadap Lingkungan
Suatu sistem terbuka selalu mencoba membuat keadaan stabil dan seimbang terhadap lingkungannya. Hal ini melekat dalam diri sistem itu yang berlaku dengan sendirinya, yang disebut homeostasis. Jadi, jika berbicara tentang sistem maak ada sistem pasar terbuka dan sistem tertutup, ada lingkungan, input, throughput, output, homeostasis, entropi, ekulibrium, sub-sistem, supra-sistem, perubahan, dan pertumbuhan, yang harus diperhatikan oleh manajer yang mengelola organisasi.
11. Pendekatan Budaya
Pendekatan Budaya mencoba untuk membuat kesamaan dan pengertian para anggota organisasi secara bersama bahwa nilai-nilai tertentu adalah baik dan secara sungguh-sungguh digunakan secara bersama pula sebagai pedoman perilaku, supaya organisasi mereka dapat mencapai tujuannya.dengan efektif.
12. Perilaku Organisasional dan Tugas Manajer
Manajer yang efektif harus dapat mengidentifikasi dan memodifikasi perilaku para anggota organisasinya, dan dapat membuat mereka berperilaku efektif, efisien, dan produktif bagi organisasi. Tugas manajemen tidak hanya melaksanakan proses manajemen seperti POAC saja, tetapi juga seperti yang diidentifikasi oleh Mintzberg (1973), seorang manajer harus: berperan antar-pribadi, berperan informasional, dan berperan memutuskan.
Sumber : perilaku organisasional”, Prof. dr soehardi sigit
wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkkwwkkwkkwkwkwk hahahahahahahahhhahahahaha kakakakakakakakaka lalalalalalalakaoakaoakakajejjejehahahauahushjdhybehgegrggrhrhrhrhjrjrjrjkrkrkrklrlrmrmmrmnrnrnrbrbbrnrnrmrmr
BalasHapus