ALIH PRADIGMA BUDAYA KORPORAT
Paradigma Shift dan Kebudayaan Korporat
Pentingnya budaya korporat dalam memperbaiki dan mempertahankan kinerja perusahaan, telah dibuktikan oleh beberapa ahli (Kotler & Hesket, 1992 : Denison, 1990; Carillo & Gromb, 2004) bahkan memperkenalkan istilah strong culture yang menunjukkan sebuah usaha dengan syle ynag tampak dari orang-orangnya. Secara pragmatis, budaya organisasi (perusahan) dapat diartikan sebagai : “ Noema –norma perilaku, sosial yang emndasari setiap tindakan dalam organisasi dan dibentuk oleh kepercayaan, sikap dan perioritas para anggotana. “(turne, 1992).
Kisah adalah suatu narasi bedasarkan kejadian yang sebenarnya dengan beberapa drasmatisasi disalamnya. Drasmatisasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan aprisiasi anggota baru terhadap nilai-nilai yang dianut dengan perusahaan dnegna memunculkan karyawan, legenda, atau malahan mitos |(yang direkayasa tanpa berdasarkan fakta yang sebenarnya, (turner, 1992).
Locke ( 2002) menjelaskan bahwa corporatisme pertama-tama muncul setelah Amerika dan Eropa dilanda depresi ekonomi pada tahun 1913, yang beraikibat hilangnya kepercayaan pada dunia usaha yang dipercaya ammpu manyalrkan material (barang dan bahan baku) tanpa intervensi pemerintah samasekali. (Locke 2002) mencataat : “ with these two diferent kind of trust gine, corporatism become not only worthwhile, but necessary.”
Pada dasarnya corporatism bekerja dengan prisnsip-prinsip sebagai berikut :
1. Pemisahan kepemilikan dan tanggng jawab
2. Korporasi mengedepankan empat hal (Schein, 1992) :
- Kepentingan Pelanggan
- Kemajuan modal manusia korporat
- Kinerja yang tsandar
- Dan pertanggung jawaban yang transpaant
3. Korporasi melakukan inovasi melalui proses kompetitif, yaitu bersaing dengan badan-badan sejenis dipasar.
4. selain hal diatas, korporasi juga emmbentuk strategi unutk mnencapai “goals” yang terkandung dalam visi dan misinya, dan membentuk nilai-nilai yang mendorong prilaku kesatu sikap serta mentabukan sikap-sikap lainnya.
Denison (1990), memperkenalkan empat jenis strategi budaya yang dapat dikembangkan perushaan sehubungan dengan strategi dan keadaan lingkungan dimana sebuah institusi berada. Kategori yang dikembangkan Denison, didasarkan fokus oleh dua faktor :
1. Keadaan lingkungan kompetitif yang menunutut tindakan mengubah atau mendiamkannya.
2. Fokus dan strategi intern atau ekstern hubungan antara keduanya tampak pada Budaya Adaptasi
1. Budaya Partisipatif
2. Budaya Konsisten
Oleh Rhenald Kasali
Saya TINTIN RAHMAYANTI Saya ingin menyaksikan karya bagus ALLAH dalam hidup saya untuk umat saya yang tinggal di sini di Indonesia, Asia dan di beberapa negara di seluruh dunia.
BalasHapusSaat ini saya tinggal di Indonesia. Saya seorang wanita Bisnis dengan tiga anak dan saya terjebak dalam situasi keuangan di bulan DESEMBER 2017 dan saya perlu membiayai kembali dan membayar tagihan saya,
Saya adalah korban penipuan pemberi kredit 4-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang yang saya berutang, saya dibebaskan dan saya bertemu dengan seorang teman, yang saya jelaskan situasi saya dan kemudian mengenalkan saya ke perusahaan pinjaman ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM yang andal.
Bagi orang-orang yang mencari pinjaman? Jadi Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman di internet penipuan di sini, tapi mereka masih sangat nyata di perusahaan pinjaman palsu.
Saya mendapat pinjaman dari ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM sebesar Rp800.000.000 dengan sangat mudah dalam waktu 24 jam yang saya terapkan, jadi saya memutuskan untuk membagikan karya bagus ALLAH melalui ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya saran jika anda membutuhkan pinjaman silahkan hubungi ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM. hubungi mereka melalui email:. (alexanderrobertloan@gmail.com)
Anda juga bisa menghubungi saya melalui email saya di (tinrahma222@gmail.com) jika Anda merasa sulit atau menginginkan prosedur untuk mendapatkan pinjaman.