Budaya perusahaan sangat dipengaruhi oleh budaya di luar perusahaan tersebut, seperti budaya bangsa, suku maupun kelompok. Khusus perusahaan yang berada di Indonesia, budaya bangsa Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan budaya perusahaan. Indonesia sebagai bangsa yang terdiri dari ratusan suku, mempunyai kemajemukan di dalam budaya, walau secara umum masih dapat dikelompokkan suatu karakteristik dari bangsa Indonesia. Berbagai sifat bangsa Indonesia yang dirangkum dari berbagai pendapat antara lain adalah:
• Hipokritis atau munafik.
• Segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, kelakuannya, putusan dan pikirannya.
• Berjiwa feodal
• Percaya takhayul
• Artistik; berbakat seni
• Punya watak yang lemah
• Ciri lainnya:
- tidak hemat
- suka tidak bekerja keras
• Meremehkan mutu
• Tuna harga diri
• Menjauhi disiplin
• Suka menerobos
• Enggan bertanggung jawab
• Suka latah/ikut-ikutan
• Kompleks inferioritas; tidak merasa bangga bila belum mengkonsumsi barang impor (baik produk dari luar negeri ataupun waralaba/franchise)
• Sindrom selebriti, ingin menjadi selebriti/idola
• Mistifikasi, menganggap sesuatu sebagai misteri
• Xenomani, kegandrungan pada produk asing
Dari karakteristik dan sifat-sifat tersebut maka diperlukan usaha-usaha dari perusahaan untuk meminimalkan sifat-sifat yang tidak mendukung untuk program perusahaan, dan sekaligus untuk memaksimumkan serta mendorong sifat-sifat yang baik dan mendukung terhadap perusahaan.
Di samping budaya bangsa, budaya suku maupun kelompok juga sangat banyak mempengaruhi. Misalnya saja dalam masyarakat ‘Jawa’ mempunyai dua tuntutan dasar kepada anggotanya, yaitu: agar setiap orang diakui dan dihormati sesuai dengan kedudukannya, serta agar semua selalu mau membawa diri secara rukun. Setiap orang menduduki tempat yang tepat, oleh karena itu dalam berbicara dan membawa diri selalu harus menunjukkan sikap hormat tehadap orang lain, sesuai dengan derajat dan kedudukannya. Semua ikut menjaga agar seluruh masyarakat merupakan kesatuan yang selaras. Rukun mengandung usaha terus menerus oleh semua anggota masyarakat untuk bersikap tenang satu sama lain dan untuk menyingkirkan unsur-unsur yang dapat menimbulkan perselisihan dan keresahan. Usaha untuk menjaga kerukunan berarti bahwa jangan sampai terjadi ada konflik pecah secara terbuka.
Dalam masyarakat Batak, misalnya kita kenal konsep ‘Dalihan na tolu’ (terjemahan harafiah ‘tungku nan tiga’) merupakan konsep positioning (pemosisian), yang sedemikian dinamis dan tergantung kepada situasi. Pengelompokan anggota menjadi tiga bagian yaitu: hula-hula, dongan tubu dan boru menunjukkan kedudukan yang berbeda pada situasi tertentu. Di mana kedudukan pihak hula-hula lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok Ego (pihak atau kelompok kekerabatan yang mempunyai acara, dan mengawini anak perempuan dari hula-hula), sementara pihak boru dalam hubungannya dengan kelompok Ego, mempunyai kedudukan yang lebih rendah. Kedudukan tersebut tidak absolute, sangat ditentukan oleh jenis hubungan kekerabatan tertentu. Suatu kelompok kekerabatan terhadap pihak tertentu memiliki kedudukan yang tinggi, yaitu terhadap keluarga yang telah mengambil anak perempuannya sebagai menantu, sedangkan terhadap kelompok lain yaitu kelompok kekerabatan ayah dari istrinya ia mempunyai kedudukan yang lebih rendah. Konsep kedudukan dan positioning pada suatu situasi merupakan konsep pembagian tugas serta manajemen terhadap siapa dan kerjanya apa, sudah membudaya bagi masyarakat Batak.
Budaya suku ini secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi budaya di dalam perusahaan, setidaknya pada awalnya. Misalnya saja, seorang pemimpin perusahaan yang berlatar belakang suku tertentu yang masih kuat budaya daerahnya, akan mempengaruhi gaya kepemimpinan maupun budaya yang terjadi di perusahaan tersebut.
Hubungan Strategi dan Budaya
Strategi dan budaya mempunyai hubungan yang erat, terutama kalau dilihat dari sisi ‘potensi kesesuaian perubahan dengan budaya yang ada’ terhadap ‘perubahan dalam faktor kunci organisasi yang perlu dalam mengimplementasikan strategi baru’. Kedua factor ini akan menghasilkan suatu strategi yang dapat ditempuh perusahaan dalam menerapkan strategi. Sebagai contoh, bila potensi kesesuaian perubahan dengan budaya yang ada tergolong ‘rendah’ sementara perubahan dalam factor kunci organisasi yang perlu dalam mengimplementasikan strategi baru tergolong ‘sedikit’ maka hal yang perlu dilakukan adalah ‘manajemen di sekitar budaya’.
Salah satu sifat yang perlu dikembangkan untuk kesuksesan perusahan dewasa ini adalah ‘budaya melayani’. Kita hidup di era di mana pelanggan memerlukan pelayanan yang prima, juga perusahaan jasa yang tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan manufaktur. Tuntutan akan pelayanan menjadi salah satu factor yang harus dibangun oleh perusahaan. Kita hidup di dalam lingkungan yang lebih ke arah jasa. Dalam bab sebelumnya kita lihat kecenderungan yang terjadi (grafik terjadi di Inggris/United Kingdom), dimana karyawan yang bekerja pada sektor jasa mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun ke tahun, terutama sejak era 1970-an, dimana pada saat yang sama di sector lainnya, mengalami penurunan.
Budaya melayani merupakan factor yang harus ditumbuhkan di dalam perusahaan, dalam menghadapi persaingan bisnis yang terjadi. Melayani di sini bukan berarti hanya melayani pelanggan eksternal saja, tetapi meliputi seluruh pelanggan termasuk pelanggan internal.
Saya TINTIN RAHMAYANTI Saya ingin menyaksikan karya bagus ALLAH dalam hidup saya untuk umat saya yang tinggal di sini di Indonesia, Asia dan di beberapa negara di seluruh dunia.
BalasHapusSaat ini saya tinggal di Indonesia. Saya seorang wanita Bisnis dengan tiga anak dan saya terjebak dalam situasi keuangan di bulan DESEMBER 2017 dan saya perlu membiayai kembali dan membayar tagihan saya,
Saya adalah korban penipuan pemberi kredit 4-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang yang saya berutang, saya dibebaskan dan saya bertemu dengan seorang teman, yang saya jelaskan situasi saya dan kemudian mengenalkan saya ke perusahaan pinjaman ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM yang andal.
Bagi orang-orang yang mencari pinjaman? Jadi Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman di internet penipuan di sini, tapi mereka masih sangat nyata di perusahaan pinjaman palsu.
Saya mendapat pinjaman dari ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM sebesar Rp800.000.000 dengan sangat mudah dalam waktu 24 jam yang saya terapkan, jadi saya memutuskan untuk membagikan karya bagus ALLAH melalui ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya saran jika anda membutuhkan pinjaman silahkan hubungi ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM. hubungi mereka melalui email:. (alexanderrobertloan@gmail.com)
Anda juga bisa menghubungi saya melalui email saya di (tinrahma222@gmail.com) jika Anda merasa sulit atau menginginkan prosedur untuk mendapatkan pinjaman.