Selasa, 26 Mei 2009

PEMBERDAYAAN

Munculnya konsep pemberdayaan ini pada awalnya merupakan gagasan yang ingin menempatkan manusia sebagai subjek dari dunianya sendiri. Oleh karena itu, wajar apabila konsep ini menampakkan dua kecenderungan. Pertama, pemberdayaan menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat, organisasi atau individu agar lebih menjadi berdaya. Kedua, kecenderungan sekunder, menekankan pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya.

Pemberdayaan murni memerlukan waktu yang tidak sedikit tetapi akan mengalir keseluruh organisasi dan menyebabkan perubhan di seluruh organisasi dan menyebabkan perubahan di seluruh bagian organisasi. Permulaan untuk memulai proses pemberdayaan harus berdasarkan penilaian jujur tentang budaya dalam organisasi pada saat terakhir. Penilaian tersebut akan mengarah kepada suatu kesadaran yang lebih mendalam tentang apa apa yang perlu dirubah, mengapa perlu dirubah, dan apa hambatan utamanya. Dorongan untuk memulai proses pemberdayaan kemungkinan dapat dating dari luar perusahaanm misalnya : naiknya tekanan untuk menyediakan jasa pelayanan prima kepada pelanggan atau dari dalam organisasi.

A. PENERAPAN PEMBERDAYAAN

Pada waktu yang bersamaan, upaya pendayagunaan organisasi hendaknya diinbangi pula oleh penyempurnaan organisasipemerintah. Hal ini karena pemerintah merupakan badan public yang mengatur tujuan, arah maupun strategi yang harus ditempuh oleh organisasi yang berada di wilayahnya. Hakekat dari penyempurnaan organisasi pemerintah ini diperkenalkan oleh Osborne dan Gaebler dengan konsep reinventing government yang intinya berisi upaya untuk mentransformasikan semngat pada sector public bukan menjadikan sector public sebagai suatu kegiatan bisnis. Paradigma baru tersebut dikemas dalam sepuluh prinsip sebagai berikut :
1. Pemerintah Katalis : mengarahkan ketimbang mengayuh
2. Pemerintahan milik masyarakat : memberi wewenang ketimbang melayani
3. Pemerintah yang kompetitif : menyntikkan persaingan ke dalam pemberian pelayanan
4. Pemerintah yang di gerkkan oleh misi : mengubah organisasi yang di gerakkan oleh peraturan
5. Pemerintahan yang berorientasi hasil : membiayai hasil, bukan masukan
6. Pemerintahan yang berorientasi pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi
7. Pemerintahan wirausaha : menghasilkan ketimbang membelanjakan
8. Pemerintahan antisipatif : mencegah dari pada mengobati
9. Pemerintah desentralisasi
10. Pemerintah berorientasi pasar : mendongkrak perubahan melalui pasar

Kepemimpinan yang memiliki jiwa pemberdayaan akan dilengkapi dengan berbagai aspek lain yang harus dimiliki pula sehingga kepemimpinan tersebut mampu menggerakkan dan meningkatkan pemberdayaan seluruh potensi yang dimiliki organisasi. Dalam hal ini visi organisasi, diharapkan pimpinan memiliki pimpinan memiliki pengetahuan komprehensif yang berkaitan dengan organisasi, mampu memprediksi atau mengantisipasi jauh ke masa depan, mampu memotivasi serta memberi pemikiran baru tentang metode dan cara untuk mencapai visi organisasi tersebut.

Selanjutnya, pimpinan juga hendaknya mempunyai pandangan yang berfokus pada kenyataan, artinya kepemimpinan yang selalu realistis, responsive, inovatif, dan kreatif dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi nyata di lapangan, yang pada akhirnya berani mengambil resiko dan melakukan terobosan baru mengarah kepada perubahan yang lebih baik.

Setelah memperhatikan butir penting yang dituangakn dalam Reinventig Government yang berisi konsepsi dan paradigma baru yang ditawarkan, intinya adalah upaya untuk menata ulang pemerintahan dengan menggunakan paradigma baru. Dorongan atau upaya untuk menata ulang tersebut karena masyarakat sudah bosan terhadap birokrasi yang lambat dan cenderung melakukan korupsi. Dalam memperhatikan 5 kosep ini perlu diperhatikan 5 asumsi yang menjadi dasarnya, antara lan :
1. Percaya pada pemerintah
2. Percaya bahwa masyarakat beradab tidak akan berfungsi dengan efektif tanpa pemerintah yang efektif
3. Yang menjadi masalah bukanlah orang yang bekerja dalam pemerintahan melainkan system tempat mereka bekerja
4. Ideologi liberalisme tradisional maupun konservatisme tradisional tidak banyak relevansinya dengan masalah yang dihadapi pemerintah saat ini
5. Percaya dengan keadilan dalam kesempatan yang sama bagi semua orang




B. PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA ORGANISASI

Dewasa ini pemberiaan jasa atau pelayanan kepada masyarakat semakin beragam dan kompleks serta tidak diberika oleh unit pelayanan jasa pemerintah saja tetapi juga diberikan oleh unit swasta. Iklim persaingan merupakan peluang sekaligus tantangan bagi organisasi untuk bertahan hidup atau tetap melakukan usahanya. Persaingan tersebut merupakan peluang karena organisasi dengan berbagai fasilitas yang telah dimilikinyamempunyai potensi untuk berkembang sedangkan persaingan dikatakan tantangan karena bila organisasi tidak dapat meningkatkan keprofesionalan kerjanya maka organisasi akan ditinggalkan oleh para pemakai jasanya. Oleh sebab itu organisasi perlu merumuskan rencana strategis dalam proses pengambilan keputusanya dengan memperhatikan factor lingkungan, sumber daya dan nilai sebagai organisasi yang diharapkan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan atau harapan masyarakat yaitu kualitas pelayanan yang baik.

Dengan memiliki sumber daya, kemampuan organisasi dan strategi yang kuat maka akan menimbulkan kemampuan organisasi yang pengaruhnya terhadap strategi yang ditetapkan. Organisasi yang dapat menciptakan dan menerapkan strategi yang tepat disertai memperhatikan factor keberhasilan akan mencapai keunggulan bersaing. Sumber daya organisasi yang perlu dimiliki dan perlu disiapkan untuk menjadi kuat meliputi :
 Sumber daya nyata, terdiri dari :
• Fisik
• Keuangan
 Sumber daya tidak nyata, terdiri dari :
• teknologi
• reputasi
• budaya

 Sumber Daya Manusia, terdiri dari :
• Keterampilan
• Pengetahuan sikap
• Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
• Motivasi



Salah satu cara untuk mengidentifikasi sumber daya organisasi adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT perlu dilakukan pada proses kegiatan agar para pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan mengupayakan adanya system pemecahan masalah sedini mungkin terhadap factor lingkungan yang dianggap mengancam tercapainya tujuan organisasi.

Disamping itu analisis SWOT dapat membantu pimpinan mengikuti terjadinya perubahan termasuk mengumpulkan informasi dan meramal bagaimana dampak lingkunagan terhadap perkembangan organisasi. Analisis SWOT adalah suatu analisis ditingkat organisasi yang bermaksud menandingi kekuatan ( strenght) dan kelemahan perusahaan ( weakness) dan peluang ( oportunity) dan ancaman ( threat) yang ada pada lingkungan. Dalam mengembangakan organisasi, pimpinan professional hendaknya melakukan analisis eksternal internal dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara :
1. Analisis internal lebih memfokus pada identifikasi :
• Strenth ( kekuatan), yaitu keunggulan sumber daya, keterampilan atau kemampuan lainnya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang hendak dilayani oleh perusahaan.
• Weakness ( kelemahan), yaitu keterbatasan dan kekurangan dalam sumber daya, keterampilan yang secara seius menghalang kinerja efektif suatu perusahaan.
2. Analisi eksternal lebihmemfokus pada identifikasi :
• Opportunity ( peluang) ,yaitu merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
• Threat (ancaman) yaitu, kemampuan, keinginan dan langkah yang dilakukan para pesaing untuk mengancam keberhasilan pencapain tujuan perusahaan.

ORGANISASI YANG TERUS BELAJAR
Cara berbagai organisasi untuk menghadapi masalah adalah dengan melihat kebutuhan pola pikir. Ini sulit karena kita telah menyelesaikan banyak hal dan terbiasa dengan pola pikir tradisional. Sector bisnis perlu mendorong para inovator. Berbagai pihak dalam organisasi akan mulai mengembangkan berbagai keahlian baru dalam upaya memahami kompleksitas dalam rangka membangun aspirasi bersama dan belajar mengevaluasi berbagai pandangan.
Peter Senge mengutarakan bahwa guns menjsmin terwujudnya pembelajaran organisasi terdapat disiplin, yaitu :
1. Berfikir system
Disiplin pembelajaran yang menunjukkan kerangka konseptual dan digunakan untuk menjadikan pola kerja lebih jelas serta membantu sewaktu akan merubah pola tersebut secara efektif.
2. Model mental
Disiplin pembelajaran yang menunjukkan asumsi yang memndalam, generalisasi dan gambaran yang mempengaruhi bagaimana memahami dunia sekitar serta bagaimana mengambil langkah berikutnya.
3. Keahlian pribadi
Disiplin pembelajaran yang menunjukkan keunggulan ketermpilan dalam bidang tertentu. Disini melibatkan seseorang untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat agar terwujud keahlian spesifik sehingga dapat dinikmati oleh generasi.
4. Pembelajaran tim
Disiplin pembelajar yang menunjukkan proses pengembangan kemitraan dan pengembangan kapasitas tim untuk untuk mewujudkan pembelajaran serta kinerja yang diinginkan anggotanya.
5. Membangun visi bersama
Disiplin pembelajaran yang menyertakan keterampilan guna memahami gambaran bersama tentang masa depan untuk mendorong timblnya komitmen dan keikitseraan penuh serta menghindari penyerahan diri dari anggota organisasi.

MENCAPAI KEUNGGULAN
Banyak cara yang dapat digunakan untuk untuk menciptakan dan mencapai efektifitas organisasi, salah satu cara yang digunakan adalah membuat kerangka kerja analisis. Kerangka kerja analisis yang digunakan untuk efektifitas organisasi didasari oleh 7 unsur, yang dikenal dengan model “ tujuh S “. Adapun masing-masing factor dari 7 S tersebut adalah :
1. Struktur
Dalam lingkunga yang kompleks, terus bertambah dan terus berkembang, dewasa ini organisasi yang berhasil senantiasa menghadapi perubahan structural sedangkan yang menghadapi tugas strategi spesifik mereka tidak perlu meniadakan devisi stuktur dasr pada seluruhorganisasi yang ada.
2. Strategi
Dalam praktek pengembangan strategi tidak banyak menimbulkan masalah dibandingkan dengan pelaksanaannya.
3. Sistem
Mencakup sebuah prosedur formal dan informal yang memungkinkan organisasi bersangkutan menjadi berfungsi.

4. Gaya
Melalui pola aksi substantive dan simbolik yang dilaksanakan pimpinan dengan mengkomunikasikan prioritas lebih jelas dan sangat mempengaruhi kinerja.
5. Staf
Memandang manusia sebagai sumber daya yang perlu dikelola secara agresif, artinya dipelihara, dikembangksn, dijaga dan dialokasi.
6. Keterampilan
Perubahan strategic kadang-kadang mengharuskan organisasi menambah sejumlah keterampilan baru.
7. Tujuan superordinat
Merupakan konsep yang membina nilai dan aspirasi yang menyatukan organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Kemajuan IPTEK telah menghilangkan batas waktu dan tempat antar Negara dan bangsa sehingga dunia akan menyatu dalam tatanan yang baru. Era globalisasi mengakibatkan adanya keterbukaan dalam semua kehidupan masyarakat dunia. Kehidupan masyarakat yang semakin terbuka mengakibatkan persaingan yang semakin sengit untuk saling mempereburkan berabagai sumber bagi peningkatan kemampuan organisasi. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di segala bidang merupakan upaya bagi trcapainya manusia yang berkualitas dan mandiri.


D. PEMBERDAYAAN SDM

Kemajuan pesat dalam IPTEK telah mendorong perkembangan kemajuan, membuka masa depan dan memberi harapan kehidupan masa yang akan dating. Hal tersebut mengakibatkan adanya berbagai keterbukaan di semua kehidupan masyarakat di dunia sehingga menimbulkan persaingan. Berkaitan dengan hal tersebut maka hanya di negara yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu memenangkan pertandingan tersebut karena kunci kemampuan daya saingnya adalah manusia yang berkualitas sehingga mampu menciptakan keunggulan kompetitif.

Tujuan utama manajemen SDM adalah untuk meningkatkan kontribusi karyawan terhadap organisasi dalam rangka meningkatkan produktifitas organisasi mengingat dalam mencapai tujuan organisasi sangat tergantung pada manusia yang mengelolanya. Oleh sebab itu sumber daya manusia harus dikelola agar dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan organisasi. Maka ada 4 tujuan organisasi yang lebih profesional, yaitu :
a. Tujuan masyarakat
b. Tujuan organisasi
c. Tujuan fungsi
d. Tujuan personal
Factor yang mendorong perlunya suatu organisasi melakukan pemeliharaan SDM diantaranya :
• SDM merupakan modal utama perusahan yang bila tidak dipelihara menimbulkan kerugian bagi perusahaan
• SDM adalah manusia biasa yang mempunyai kelebihan, keterbatasan dan perasaan yang mudah berubah trgantung lingkungan
• Meningkatkan semangat dan gairah kerja
• Meningkatkan rasa aman, bangga, dan ketegangan jiwa SDM dalam melakukan pekerjaan
• Menurunkan tingkat kemangkiran SDM
• Menurunkan tingkat turn over SDM

PERAN PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN SDM
Menjelang abad 21 ini terjadi transformasi yang mendasar pada kehidupan manusia dan tata hubungan antar bangsa di dunia. Kemajuan pesat dalam IPTEK telah mendorong perkembangan kemajuan dan membuka tabir masa depan bangsa dan memberi harapan kehidupan yang lebih sejahtera. Disamping harapan, kemajuan IPTEK juga diharapkan lahir kemampuan mengatasi permasalahan baru untuk mewujudkan harapan itu. Banyak peluang terbuka untuk mengambil manfaat dari proses keterbukaan itu. Arus informasi, teknologi, modl, barang dan jasa yang mengalir makin mendasar dan kurang hambatannya membuat roda ekonomi makin cepat berputar.
Dengan meningkatnya kualitas SDM dengan daya serap teknologi yang tinggi, perlu dilakukan dengan bersumber dari diri manusia dan tidak dapat terus menerus mengandalkan tenaga kerja dan SDA yang dihargai murah.
Menghadapi tugas berat yang dihadapi saat iniantara lain adanya kondisi sebgai berikut :
1. Upaya meningkatkan mutu tenaga kerja untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan peran serta, efisiensi dan produktifitas dan menjadikan SDM sebagai sumber pertumbuhan yang efektif
2. Upaya lembaga pendidikan formal yang melakukan proses peningkatan mutu SDM masih berada pada tahap persiapan sebelim terjun ke masyarakat sehingga masih berada pada kondisi yang kaku.
3. Berubahnya keadaan yang diakibatkan oleh teknologi, pola permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan dan oleh factor persaingan global, dirasakan sangat pesat perubahannya.
4. Adanya perbedaan antara kualifikasi keahlian kemampuan tenaga kerja yang dibutuhkan, dengan apa yang dihasilkan oleh atau yang ditempa pada lmbaga pendidikan yang ada.
Dengan adanya kondisi seperti itu maka kegiatan utama hendaknya dapat di fokuskan pada pelaksanaan tugas berat yang tengah dihadapi sehingga pendidikan dapat berperan sebagaimana yang diharapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar